Temaram senja yang pucat pasi.
Derai hujan laksana tangisan bidadari.Â
Tercurah dari awan hitam yang bergelayut.
Melayang jiwa ini terhempas sepi, di sudut senjaÂ
Aku hanya bisa memandangi lewat mimpi.
Dari balik tirai yang terselubung.
Tanpa bisa menyentuh halus kulitmu.
Bidadari tanpa sayap yang setiap pagi lewat tanpa seutas senyum.
Yang selendangnya terbentang antara barat dan timur.
Yang aroma tubuhnya sudah sering aku kenal.Â
Namun aku tak dapat menyentuhnya, walau satu kali saja.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!