Nasihat dari bapak bertahun-tahun telah lewat.
Bukan sebuah kalimat yang indah penuh gaya bahasa. Namun sebuah nukilan nukilan dari sepenggal kisah yang perih. Dan di bingkai rapi dalam brankas benak.
Adalah sebuah fragmen kenyataan pahit yang selalu memberi tanda agar tak terulang lagi.
Bapak selalu memberi tanda agar anaknya bisa melampaui semua rintangan. Serumit apapun rintangan itu. Semudah apapun rintangan itu tetaplah memiliki sejuta rasa untuk kita nikmati.
Nasihat dari bapak ingatkan aku dari berbagai kemungkinan. Kemungkinan yang bisa membuat aku kecewa ataupun senang. Sehingga aku dapat memilih dari kemungkinan itu.
Dari nasihat itu bapak melatihku menjadi manusia. Segenap rasa dan jiwa seorang manusia. Wutuh dengan label yang melekat dalam namanya.
Walaupun kini aku tak pernah mendengar lagi nasihat bapak. Namun semua masih terpatri dalam pikiranku. Yang keluar secara otomatis ketika aku membutuhkannya.
Namun kini aku rindu nasihat bapak.
Semoga bapak baik selalu di sana. Di kelanggengan.
Nasihat bijakmu bagai mutiara dari surga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H