Wahai angin yang bersemilir sepiÂ
Berhembus menerpa dikeheningan malam.
Suaramu syahdu dan mendalam. Bilakah aku ingat waktu yang telah berlalu. Terkubur oleh zaman yang selalu berganti.Â
Sejenak bisikanmu hantarkan aku pada sepenggal cerita. Yang padanya selalu membuat aku rindu. Ingin mengulang kembali masa silam.
Wahai angin yang sejuk kan aku.
Terhampar sejenak dalam selimut lamunan. Mengitari pikiranku sekejap demi sekejap. Hingga bersemayam penuh kehangatan.
Bilakah aku sentuh dengan lembut, semua akan penuhi aku dengan seribu harapan.Â
Segenggam harapan untuk bisa di gapai dengan jemari. Begitu luas dan dalam tautan hati ini. Terlalu jauh untuk bisa di tebak.
Wahai angin yang selimuti aku.
Kuhantarkan rindu untuk sekali lagi. Biarlah terbang menuai harapan-harapan. Menggapai seribu mimpi dalam dekapan asa.
Di serambi hati ini, ku hantarkan pandangan jauh menembus cakrawala. Meniti langit biru mengitari jiwa yang sedang bersenandung.Â
Wahai angin penghantar rindu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H