Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Bayanganmu Semakin Memudar

3 Januari 2021   16:03 Diperbarui: 3 Januari 2021   16:14 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Satu satu kawan telah pergi. Menjemput takdirnya masing-masing. Suratan hidup yang sudah tertulis. Bergaris di atas kening masing-masing. 

Seribu langkahmu untuk lari, di sana pula engkau akan ditemui. Ragamu terbelenggu dalam hukum alam. Sebuah kepastian yang akan menjemputmu detik demi detik. 

Merambat seperti api yang membakar dedaunan kering. Tiada apapun yang bisa kau gantungkan. Sebagai tempat untuk bersembunyi. 

Dirimu yang telanjang di tengah terik. Disini kau baru sadar bahwa sesungguhnya engkau miskin. Tak ada apa-apa untuk di pegang. Selain belas kasih Illahi. 

Lihatlah tubuhmu yang papa. Hartamu tak bisa menyelamatkanmu selain sedekah. 

Begitulah salah satu jalan untuk selamat. Semoga engkau memilikinya. Terbebas dari rasa lara. 

Di sini aku hanya bisa menatap bayanganmu. Yang semakin lama semakin samar. Bias seperti pelangi yang memudar. 

Selamat jalan kawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun