Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Derai Hujan Tak Menghalangiku Pulang

17 Desember 2020   16:16 Diperbarui: 17 Desember 2020   16:32 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah sejak siang tadi langit bergelayut Mega. Kelam dan murung menghitam. Namun itu sebagai tanda bahwa Rahmat illahi akan turun. 

Derai hujan ini terasa seperti tangisan bidadari. Yang meratap rindu. Menumpahkan segala gundahan hati. Tersimpan lama bergumpal-gumpal. 

Di sudut sekolah ini aku hanya bisa menghitung waktu yang terbuang sia-sia. Terlewat begitu saja tanpa arti yang dalam. 

Biarkan waktu yang terbuang itu hilang diseka oleh air hujan. Dan aku bisa menyusunnya kembali dengan wajah yang baru.

Bukanlah sesuatu yang ditakuti, apalagi dihindari. Ini adalah sebuah Rahmat dari Tuhan yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Menyeka segala pikiran usang yang membebani hati. Membuat jiwa yang retak ini menjadi utuh kembali. 

Aku lihat di ujung jalan sana anak-anak kecil berlarian menari kegirangan. Ketika tawanya berderai larut di antara butiran hujan. Hingga wajahnya yang dingin itu tersenyum lebar seperti kuwali. 

Tidakkah anda melihat mereka sedang mendapat Rahmat dari hujan? Tempaan sebuah makna yang tersembunyi. Sesuatu yang tidak pernah bisa dirasakan sebagian orang?  

Selamat sore sahabat. Salamku untukmu yang selalu meraih harapan kusampaikan lewat derai hujan.

Sekarang pun aku berkemas untuk pulang ke rumah dari kantor yang sudah mulai gelap. Biarlah badan ini basah hingga merasakan deraian hujan membasuh tubuhku.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun