Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Aturan yang Terabaikan

14 April 2020   17:41 Diperbarui: 14 April 2020   17:49 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senja ini tidak seperti biasanya. Sang surya bersinar lantang di ujung barat. Menunggu saat tenggelam ke peraduannya.

Jalan ramai banyak orang berlalu lalang. Lewat setiap hari tanpa henti. Seakan tidak pernah ada wabah corona.  Adakah sadar dalam hati mereka sekarang sedang dalam karantina? 

Mereka adalah orang ramai, orang dalam kalangan bawah. Begitu mereka menyebutnya. Kalangan kebanyakan yang belum tentu paham akan kenyataan.

Ataukah mungkin pemerintah setempat yang tidak mengadakan sosialisasi? Ataukah mereka sendiri yang tak peduli atas keadaan ini? 

Entahlah. 

"Wah virus? denger mas, tapi ya gimana lagi wong kebutuhan juga banyak, beli ini beli itu ya harus keluar rumah. Nyatanya juga ngga pernah denger orang sini yang kena tuh", kalimat yang menohok.

"Tenang saja mas, tubuh kita itu punya imun yang bisa menyembuhkan virus dengan sendirinya. Saya udah sering kena flu ntar juga hilang sendiri". lebih menohok lagi.

Banyak pandangan mereka yang tidak memperdulikan virus. Hingga kesal harus mengedukasi mereka. Biarlah hanya alam yang akan menyadarkannya. 

Hari pun semakin gelap, lembayung di ufuk barat sudah mulai memudar. Surya pun sudah kembali ke peraduannya. Gelap menjemput menebar hingga ke ujung langit. Gelap lah yang membuat jalan menjadi semakin sepi.

Penulis : Teguh Wiyono

KBC-50

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun