Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Baladewa Ilang Gapite", Sebuah Realita di Zaman Sekarang

27 Maret 2020   09:52 Diperbarui: 27 Maret 2020   10:18 9181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok.menjalanikehidupan.blogspot.com

Budaya Jawa sungguh luar biasa, didalamnya banyak memuat nilai kesastraan yang sangat tinggi. Selalu menarik untuk dipelajari dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penuh dengan nasihat dari para leluhur yang sangat dalam maknanya. 

Baladewa ilang gapite

Ada sebuah ungkapan yang berisi nasihat berbunyi Kaya Baladewa ilang gapite. Apakah maknanya? Baiklah mari kita bahas.

Baladewa adalah tokoh wayang, dia adalah seorang raja dan kakak dari Sri Kresna. Baladewa adalah sosok tokoh yang gagah perkasa tubuhnya tegap, digambarkan orang yang sangat terhormat, bijaksana, dan punya pengaruh. Gapit adalah tulang dalam wayang kulit atau gagang pegangan wayang. Jadi kalau wayang kulit kehilangan gagang atau tulangnya maka akan lemas tidak ada daya. Wayang pun tidak akan bisa berdiri. 

Makna selengkapnya adalah orang yang kehilangan keluhurannya, hilang wibawanya sehingga orang tidak hormat lagi, tidak percaya lagi. Bisa juga bermakna orang pandai yang tidak bisa menjaga perilakunya sehingga banyak masyarakat yang tidak hormat lagi dan tidak percaya lagi. Itu disebabkan karena hatinya sudah terluka, sudah kecewa. Walaupun dahulu dia orang yang bijak tapi karena kelakuannya membuat orang tidak percaya lagi dan lenyaplah semua kebaikannya. Semua kebaikannya dianggap warga sebagai keburukan karena sudah tidak ada lagi keluhuran dalam dirinya.

Realita di jaman sekarang

Jaman sekarang ini banyak sekali orang yang menjadi figur masyarakat dan tokoh yang memiliki kharisma dan latar belakang pendidikan maupun karir yang sangat luar biasa. Namun ditengah perjalanannya akhir-akhir ini mereka berperilaku tidak membela kepentingan rakyat kecil, bahkan kebijakannya banyak yang tidak amanah serta justru mementingkan dirinya sendiri beserta kroninya. Jelas ini sangat melukai hati rakyat. Akhirnya semua masyarakat tidak mempercayainya. Lunturlah semua kebaikannya yang pernah dilakukannya. Yang ada hanyalah rasa tidak percaya dan meremehkan. Hilang semuanya, hilang wibawanya, hilang kebaikannya.

Bagaimana sih caranya agar tidak hilang wibawanya?

Semua tanggapan atau respon dari masyarakat adalah sebuah akibat dari perbuatan yang dilakukannya sendiri. Semua memiliki imbas, apapun itu. Entah kebaikan ataupun perbuatan yang buruk semua memiliki akibat. 

Caranya sebenarnya sangatlah mudah yaitu berpegangan dengan agama. Ya agama adalah aturan yang dibuat oleh Allah untuk dijadikan pegangan manusia supaya selamat dunia dan akhirat. Jika seseorang menjadikan Al Quran dan hadis sebagai pedoman maka ia akan menjadi orang yang lurus. Tanamlah kuat dalam hatimu, hindari perilaku khianat, dengan begitu keluhuran akan bersamamu.

Penulis : Teguh Wiyono

KBC-50 Brebes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun