Pandangannya menerawang jauh ke depan menembus apapun yang ada di depannya. Jauh sejauh harapan yang semakin menjauh....
Punggungnya yang kering itu disandarkannya ke dinding tiang listrik depan tenda
Semilir angin menghantarnya pergi menjemput impiannya. Impian seorang ayah yamg ingin membahagiakan anaknya. Impian seorang suami yang ingin memberi nafkah istrinya. Impian seorang pedagang angkringan.Â
Senyummu yang hambar itu menghantarku pergiÂ
Penulis : Teguh Wiyono
Brebes KBC-50
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!