Bila segenggam rindu menuai tangis
Berdegub kencang laksana bedug magrib
Disitu hati ini bertalu
Kusibak gambaran angan masa laluku
Masih terasa begitu lembut belaian kasih sayangmu
Mengalir seperti gemericik air
Dingin menyiram hati yang sedang lara
Mengibaskan apapun yang terasa penat
Begitu menggigit hingga balung hatiku
Pelan namun pasti bayangan itu datang kembali
Tak terhitung dermawanmu menyelamatkan aku
Tak terhitung lurus nasihatmu besarkan aku
Dari sekecil jari hingga sebesar ini
Apapun wajahmu semua tergambar dibenakku
Ku pajang di dinding hati
Untuk aku pandang ketika rinduÂ
Kini dinding pembatas itu begitu tebal
Tak ada daya untuk menembusnyaÂ
Untuk hanya sekedar melepas rindu
Walau hanya sedetik saja
Tidak bisa.....
Tidak
Apalah kuasa tubuhku yang lemah ini
Rapuh termakan waktu
Dari ujung ke ujungÂ
Dari nadi yang berdenyut
Rindu pun tetaplah menjadi rindu
Sampai kapan aku tak tahu
Salam rinduku buat ayah.
Penulis: Teguh Wiyono
Kompasianer Brebes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H