Ditepiskannya air yang menetes di wajah yang keriput itu
Gerimis luruh membasuh tubuh yang tuaÂ
Membuatnya semakin dingin dan kusut
Pucat pasi tanpa cahaya
Tatapan sayu itu tajam menerawang jauh ke depan
Seakan tanpa batas.
Entah kemana jiwanya pergi
Sejenak meninggalkan tubuhnya yang rapuh
Berkelana mencari kenangan-kenangan lalu
Sedikit gambaran untuk membuatnya tenang
Walaupun sebentar
Dan kadang hanya seperti sebuah siluet
BuramÂ
Disandarkannya tubuh kering itu
Pada sebatang dinding kayu yang juga basah oleh rintik air
yang semakin deras seperti derasnya air mata
Seberapa kuatnya lagi pundaknya memikul beban
Memikul barang dagangan
Demi sesuap nasi
Demi orang-orang yang aku kasihi
Tak peduli apapun wujud raga ini
Walaupun harus terkapar di sudut waktu
Di ujung harapan sebuah penantian
Disini aku berdiri menatap waktu yang terud berputar
Sampai kapan aku tak peduli
Sampai habis tiba waktuku