Aku masih ingat ketika itu
Sore selepas magrib
Hari pun sudah gelap
Hening dari keramaian kota
Wajahpun berganti
Sunyi kelabuÂ
Rintik gerimis menambah kepekatan malam
Gerimispun menjadi penghalang aku untuk pergi.Â
Ya biarlah aku sendiri disini
Ditemani secangkir teh hangat
Penghangat tubuh yang dingin ini
Dingin sedingin hatiku
Namun malam ini masih seperti malam-malam yang lain
Tidak ada bedanya
Hanya saja hari ini aku berteman dengan teh hangat
Dan aku kasih daun jeruk yang tumbuh di halaman
Namanya teh hangat daun jeruk
Lebih wangi dari lemontea
Lebih wangi dari bunga tujuh rupa
Bahkan lebih wangi dari tubuhmu
Tapi teh ya tetaplah teh
Yang hanya bisa diam membisu
Tanpa kata
Mungkin seiring malam ini hanya dialah teman setiaku
Pelipur lara
Penyejuk hati yang merana
Penawar dahaga
Penulis : Teguh Wiyono
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H