- Dialek Banyumasan
- Dialek Tegal. dsb.
Pembenaran diri
Zaman sekarang alangkah mirisnya. Banyak orang-orang jawa tidak tahu bagaimana cara menulis dengan benar. Apabila kita ingatkan tidak sedikit yang malah mendebat dan mencari pembenaran diri. "Ah kamu itu sok pinter mau ngajari saya".Â
Bahkan ada juga yang mengatakan "Tidak apa-apa yang penting dia tahu apa yang saya maksud". Bahkan ada yang lebih parah lagi "Tidak ada aturan seperti itu dalam bahasa Jawa". Sebagai seorang pendidik yang menimba ilmu di Sastra Jawa UNS kadang membuat saya geregetan.Â
Bahasa Jawa menjadi pelajaran muatan lokal wajib propinsi
Mengingat semakin terkikisnya bahasa dan budaya Jawa, maka pemerintah propinsi mengangkat bahasa Jawa sebagai muatan lokal wajib pada tingkat Propinsi.Â
Pembelajaran dan penulisan bahasa sudah dimulai sejak SD, SMP, hingga SMA. Ini tertuang dalam Surat Keputusan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah nomor 423.5/14995 tertanggal 4 Juni 2014. Saya dapat menarik kesimpulan bahwa pada tingkat ini penggunaan bahasa jawa sudah benar. Masyarakat di luar itu yang justru banyak mengalami kekeliruan dalam menulis.
Pedoman Penulisan Bahasa Jawa.
a" jejeg = huruf a dibaca O
contoh : pasa, kana, dawa, rama, desa, lawa, apa
"a" miring = huruf a tetap dibaca a
contoh : kampak, adol, kapal, bapak, salah, dalan, bakar
"i" jejeg = huruf i dibaca i
contoh : pipi, sapi, biru, tangi, kuwi, iki, wedhi
"i" miring = huruf i dibaca e
contoh : bathik, garing, mampir, sisih, adhik, kepingin