Mohon tunggu...
teguh wiyono
teguh wiyono Mohon Tunggu... Guru - guru SMAN 1 Losari dan hypnotherapist

Guru SMA lulusan Bahasa dan Sastra Jawa UNS sebelas maret surakarta. Mendapat gelar dari Kraton Surakarta Bupati Anom Raden Tumenggung Wiyono Hadipuro.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Anak Polah Bapa Kepradhah"

5 Maret 2020   12:23 Diperbarui: 5 Maret 2020   12:32 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai manusia yang hidup bermasyarakat tentu kita sering melihat dan mendengar seabreg permasalahan hidup di sekitar kita. Permasalahan terjadi karena banyak hal, salah satunya adalah berawal dari diri sendiri. Maka dibutuhkan kemampuan kontrol diri dan tenggang rasa. Jika seseorang mempunyai permasalahan dalam dirinya tentu berakibat terganggunya interaksi dengan lingkungan. 

Sebagai masyarakat yang berbudaya tentu kita mengenal aturan-aturan yang perlu kita perhatikan dalam hidup bermasyarakat. Tidak kurang nasihat-nasihat dari orang tua kita zaman dahulu yang berkenaan dengan kontrol diri, mawas diri, sampai etika dalam bermasyarakat. Nasihat tersebut banyak tertuang dalam karya sastra tulis dan lesan. 

Sebagai suatu contoh ada seorang remaja yang bernama Anton, dia berstatus sebagai seorang pelajar di SMA Negeri. Anton di sekolahnya dikenal sebagai anak yang sering membuat ulah. Pernah suatu ketika dia harus berurusan dengan polisi karena kasus perkelahian, bahkan beberapa waktu yang lalu melakukan pencurian. Kasus itu diselesaikan dengan kekeluargaan. Walaupun diselesaikan secara kekeluargaan kasus itu sungguh mencoreng nama baik keluarganya. Pada sisi lain ayahnya termasuk orang yang terpandang di desanya, tokoh masyarakat. Orang tuanya akhirnya memindahkan sekolahnya. 

Peribahasa Jawa menyebutnya dengan "Anak polah Bapa kepradhah" artinya segala perilaku buruk seorang anak maka Ayahlah yang menanggung akibatnya.  Peribahasa tersebut mengandung nasihat yang ditujukan kepada masyarakat luas, khususnya seorang ayah. Sebagai kepala rumah tangga harus bisa menjalankan tanggung jawabnya yaitu mendidik anak. Kadang sebagai orang tua lebih memikirkan karir. Berangkat pagi pulang malam sibuk bekerja. 

Pergaulan

Manusia memang mahluk bersosial dan membutuhkan orang lain untuk bergaul. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan kepribadian yang paling dominan adalah keluarga, kemudian lingkungan sosialnya. Kenapa? Karena disitulah semua waktu dihabiskan. Semua keadaan orang terdekatnya memberi warna dalam kehidupannya.

Tanggungjawab orang tua.

Peran orang memang sangat penting. Jika kita menilik dari segi agama maka Ayah harus menanggung segala perilaku anaknya. Jika perilaku anak baik dan sholeh maka akan menghantarkan ayahnya ke surga, tapi bila berperilaku buruk akan menghantarkannya ke neraka. Jelas terlihat bahwa ayah harus memberi arahan dan nasihat yang baik pada setiap perkembangan anak. Tidak hanya mencukupi segala kebutuhan materialnya saja. ingat ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai tanggung jawab besar.

Pendidikan terhadap perilaku anak dilakukan bukanlah main-main, sebab dibutuhkan kejelian orang tua untuk memantau dan melakukan pengawalan tahap demi tahap sampai anak menjadi mengerti dan dewasa. Hal yang paling penting adalah memberinya bekal yang bisa digunakan sebagai pegangan hidup. Anak bisa membedakan mana perbuatan baik dan buruk, mana yang harus dilakukannya. Disinilah peran orang tua  juga dalam memberi sosialisasi pendidikan terhadap lingkungan.

Membutuhkan kasih sayang.

Manusia hidup di dunia ini memiliki kebutuhan yang paling mendasar, yaitu kebutuhan kasih sayang. Maka apabila hal ini tidak didapatinya akan menimbulkan gangguan atau masalah. Kebutuhan kasih sayang dari orang tua ataupun dari orang lain. Kasih sayang itu akan menimbulkan rasa nyaman. Jika tidak didapatinya, maka bersiaplah akan mendapatkan gangguan-gangguan emosional, gangguan perilaku, bahkan sampai menimbulkan masalah fisik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun