Sejak akhir tahun 2022, hingga awal 2023 ini, harga pinang merosot sangat jauh, turun hingga 70 persen dari harga buah pinang sebelumnya.Â
Harga pinang secara bertahap-angsur diturunkan ke harga terendah dan hampir menyentuh titik harga terendah.
Para petani yang berada di wilayah Tanjab barat mulai merasakan keluhan, setelah harga jual hasil pinang basah terjun bebas ke angka Rp. 4.000 perkilo, dan harga pinang kering diangka Rp. 8.000 perkilo yang dijual ke pengepul pinang.
Padahal, saat jaya jayanya, Harga pinang yang sebelumnya sempat menyentuh angka Rp 19.000 sampai Rp 20.000
Hal ini membuat petani di Tanjabbar mulai menjerit. Karena keutungan yang didapat menjadi sedikit dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.
"Harga pinang hari ke hari sejak beberapa bulan terakhir terus menurun. Biaya yang harus dikeluarkan saat panen dengan nilai jual hitungannya merugi" keluh Bowo, petani pinang di desa lumahan Kecamatan Senyerang. Belum lagi saat ini tanaman pinang sedang musim trek, sehingga buahnya pun sedikit.
"Kami berharap pemerintah daerah maupun pusat bisa mencari solusi agar harga kembali normal."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H