Indonesia sebagai negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, selalu menyimpan beragam kuliner di berbagai daerahnya. Salah satu keunikan dari warisan kuliner Indonesia terletak pada camilan tradisional seperti "Ampo" dari Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Ampo adalah camilan khas yang terbuat dari tanah liat dan memiliki rasa yang unik serta memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.Â
Ampo merupakan camilan khas yang telah ada sejak zaman penjajahan di Kabupaten Tuban. Dulu saat Tuban dikuasai oleh Belanda, penjajah membuat sistem tanam paksa sehingga banyak masyarakat yang kesulitan mengakses bahan pangan. Masyarakat pun akhirnya menggunakan endapan tanah aluvial dari tepi sungai Bengawan Solo yang kemudian terciptalah ampo sebagai makanan alternatif dikala menghadapi masa-masa sulit pada zaman penjajahan Belanda.
Namun jangan salah, tanah liat yang digunakan bukanlah tanah liat sembarangan. Jenis tanah yang digunakan adalah tanah latosol yaitu tanah liat yang murni, memiliki tekstur lembut dan tidak mengandung pasir, kerikil dan batu.
Walaupun terbuat dari bahan dasar yang tidak biasa, Ampo khas Tuban memiliki karakteristik yang gurih dan rasanya hampir seperti kacang tanah, yang dikonsumsi tanpa proses perebusan. Justru rasa yang dihasilkan tidak pahit dan dominan seperti tanah dengan perpaduan asap didalamnya. Pasalnya, dalam pembuatan Ampo terlebih dahulu dibakar di atas tungku selama beberapa jam.
Selain rasanya yang terbilang unik, ternyata Ampo juga memiliki banyak khasiat yang baik bagi kesehatan. Seperti halnya bisa menguatkan sistem pencernaan dan menjadi obat dari segala penyakit. Diperkuat dengan adanya studi yang mengatakan tanah liat atau lempung yang telah steril, bisa membantu melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Meskipun Ampo memiliki nilai historis yang tinggi dalam budaya dan tradisi lokal, keberadaannya saat ini menghadapi tantangan. Perubahan gaya hidup dan budaya konsumsi yang lebih modern telah mengakibatkan penurunan minat terhadap camilan unik ini. Oleh karena itu, upaya untuk melestarikan dan mengenalkan Ampo ke generasi muda menjadi sangat penting.
Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga budaya, komunitas lokal, dan para pengrajin untuk merancang program pendidikan, promosi, dan pelatihan. Pembelajaran tentang pembuatan Ampo di sekolah dan kegiatan-kegiatan komunitas dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai dan menjaga warisan budaya ini. Selain itu, promosi melalui media sosial dan turisme lokal akan membantu memperkenalkan Ampo kepada wisatawan dan masyarakat luas, sehingga permintaan akan camilan ini meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H