pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK. Â
Pramuka sebagai kegiatan ekstrakurikuler pilihan  paling tua dilaksanakan di sekolah, pada satuanPelaksanaan Pramuka di satuan pendidikan mempunyai tingkatan-tingkatan, dalam Pramuka di  di SD/MI disebut Pramuka Siaga, dalam tingkatannya adalah siaga mula, siaga bantu, dan siaga tata.Â
Pramuka di tingkat SMP/MTs adalah penggalang terdapat  tiga tingkatan  dalam penggalang yakni: penggalang  ramu, penggalang rakit, dan dan penggalang  terap.Â
Sedangkan  di SMA/MA, SMK/MAK disebut tingkatan Pramuka penegak yang dibedakan menjadi dua yakni penegak bantara dan penegak laksana. Untuk tingkat Perguruan tinggi disebut Pramuka Pandega.
Pengalaman saya dalam mengikuti kegiatan Pramuka, diawali pada kegiatan pramuka penggalang, pada saat belajar di SD Â belum ada kegiatan pramuka, baru menginjak belajar di SMP Sugihwaras, kabupaten Bojonegoro, tahun 1974 sampai tahun 1977 memperoleh kegiatan Pramuka, kegiatan tersebut meliputi kepemimpinan melalui baris Berbaris, belajar semaphore terbatas, dasar tali temali, mendirikan tenda dan melaksanakan penjelajahan di sekitar sekolah sambil belajar mengenal lingkungan, misalnya diberi pertanyaan siapa Kepala desa, Siapa Nama dari Pak Camat pak Komandan Koramil, Komandan Kepolisian.
Pengalaman yang paling berkesan saat kemah Pramuka SMP  di hutan Jati  Desa kedungSumber di pelataran waduk Pacal, harus mendirikan tenda dan memasak sendiri, dan malamnya pentas seni.Â
Pengalaman lain yang cukup mengesankan ketika saya mewakili SMP dimana saya belajar untuk mengikuti Jambore di Sobontoro Kecamatan Kapas di Bojonegoro, yang bertepatan dengan Jambore Nasional di Sibolangit tahun 1977. Â
Di Jambore ini banyak kegiatan yang saya lakukan sesuai  program panitia. Yang paling mengesankan adalah saat penjelajahan saya bersama teman satu regu harus mengukur dimensi Jembatan yang relatif kecil kebetulan sungai kering sehingga dapat melakukan pengukuran.
Setelah masuk STM Negeri Bojonegoro, sekarang SMKN II Bojonegoro saya tetap mengikuti Pramuka tingkat penegak, pada saat mengikuti Pramuka di STM terdapat 3 pilihan yaitu  Saka Bhayangkara, Saka Taruna Bumi dan Saka Bahari, namun yang terselenggara  saat itu hanya saka bhayangkara, di dalam saka bhayangkara dikenalkan  tentang hukum-hukum berlalu lintas dan wawasan kebangsaan, dan praktek secara simulasi di sekolah,  tempat berlatihnya  terkadang di kampus STM kadang di kantor polisi Klangon sebelum pindah.Â
Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika mengikuti program Penjelajahan "Giri wana Rally" yang diselenggarakan oleh Perhutani, kita menyusuri jalan setapak di hutan Jati dan diberi beberapa kegiatan misalnya menghitung tinggi kayu jati  dengan menggunakan ilmu ukur yang bermodal tongkat 2m, menghitung diameter kayu jati.Kita harus kreatif dalam memilih rumus matematika untuk menghitung tinggi pohon dan diameter pohon Jati tersebut
Setelah saya menamatkan STM Negeri Bojonegoro melanjutkan ke Perguruan tinggi IKIP Negeri Malang sekarang UM, saya juga mengikuti Pramuka Pandega, diawali dengan diklat pramuka yang lulus dilantik menjadi anggota Pramuka Gugus depan 271 untuk Pria dan 272 untuk perempuan.Â
Pelantikan di laksanakan di Hutan wisata Coban Rondo (nama air terjun), Batu Malang. Pelajaran yang kita peroleh adalah tentang wawasan kebangsaan, belajar berbagai kegiatan yang memerlukan kemandirian, gotong royong, Kreatif inovatif melalui materi kurikulum kepramukaan, diklat Mahir dasar kepramukaan dan latihan praktek menjadi pembina Pramuka di SD. Kegiatan yang paling berkesan adalah ketika saya mengikuti acara "Yudha Wastu Pramuka Jaya" yang dilaksanakan oleh Korem 083/Baladhika Jaya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H