Mohon tunggu...
Teguh Wahyudi
Teguh Wahyudi Mohon Tunggu... Relawan - Guru Produktif SMK, (Pensiunan PNS) Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Pensiunan Guru Produktif SMK, Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia kabupaten Bekasi , berkerja dengan Prinip: PERIKEMANUSIAAN, KESAMAAN, KENETRALAN, KEMANDIRIAN, KESATUAN, KESUKARELAAN, dan KESEMESTAAN...Siamo Tutti Fratelli

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Masjid Al Husain: Arus Balik antara Kebahagiaan dan Kesedihan

12 April 2024   16:46 Diperbarui: 12 April 2024   16:49 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Saya lahir di desa Trucuk Kecamatan Kota Bojonegoro Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Desa Trucuk adalah sebuah desa yang dilewati aliran sungai Bengawan solo yang mempunyai hulu di Solo dan gunung kidul Jawa tengah dan hilirnya di Ujung pangkah Gresik Jawa timur,  Bengawan solo adalah sungai tempat  bermain dan berenang  saya sejak kecil. Saya mengenal istilah mudik  bila kita berenang melawan arus, atau perahu yang berjalan melawan arus di pinggir sungai, tanpa kita sadari mudik  yang kita lakukan di sungai adalah  berjalan ke arah Hulu sungai. Selanjutnya menurut Wikipedia Mudik adalah kegiatan seseorang perantau atau pekerja migran untuk pulang ke kampung halamannya. Dan Arus Balik adalah kembalinya  pekerja migran ke kota atau daerah tertentu dimana ia bekerja.

sumber gambar: Doomumen Masjid Al Husain
sumber gambar: Doomumen Masjid Al Husain

Seseorang yang akan mudik, mudik Idul Fitri misalnya sangat antusias dan bersemangat  sekali, karena kita berharap  akan bertemu dengan orang tua, keluarga, teman dan sahabat di kampung,  berharap bertemu dengan teman-teman masa kecil, masa remaja atau teman masa sekolah. Orang yang akan mudik   mempersiapkan diri dengan berbagai perbekalan dengan suka cita, bahkan telah dipersiapkan satu tahun sebelum mudik.

sumber gambar: Domumen Masjid Al Husain
sumber gambar: Domumen Masjid Al Husain

Sesampai ditempat tujuan mudik yaitu di kampung halaman kita bisa bertemu dengan orang tua saudara atau kerabat, bersilaturahmi dengan teman- teman sebaya atau keluarga. Menjelang sholat Idul Fitri para ibu-ibu pada memasak membuat ketupat dan lontong, memasak sayur dan lauk pauk ciri khas Hari Raya Idul fitri. Pada saat selesai menunaikan Ibadah  Sholat Idul Fitri di kampung , di pagi hari kita biasanya makan ketupat dan opor ayam dan aneka masakan ciri khas hari raya bersama keluarga, selanjutnya kita bisa melaksanakan bersalaman-salaman dengan tetangga dan handai taulan dengan berbahagia serta bersuka cita .

sumber gambar: Dokumen Masjid Al Husain
sumber gambar: Dokumen Masjid Al Husain

Setelah berbagai ritual Idul Fitri selesai, tentunya kita harus balik lagi karena untuk menunaikan tugas dan kewajiban kita mencari nafkah di  rantau (walaupun sudah bermukim  dan berkeluarga sampai mempunyai cucu selama puluhan tahun di rantau tetap menganggap ia orang rantau yang selalu rindu kampung halaman), maka haruslah mempersiapkan diri untuk balik ke kota kembali bekerja. Persiapan balik ini berbeda dengan persiapan mudik yang penuh suka cita, persiapan balik ini dilakukan dengan kesedian, sedih akan meninggalkan kampung halamannya, sedih berpisah dengan orang tua dan handai taulan, sedih akan berpisah dengan teman-teman sebaya atau teman-teman sepermainan, ia harus balik karena tuntutan pekerjaan, tuntutan kebutuhan  hidup yang dikampung tidak diperoleh.

Hikmah yang dipetik niatkan mudik dengan ikhlas karena Allah SWT, bersilaturahmi karena Allah berbagilah d kampung juga karena Allah SWT, in syaa Allah menjadikan kebaikan dan keberkahan,  dan kembalilah ke rantau lagi juga karena ibadah pada Allah SWT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun