Mohon tunggu...
Teguh Wahyudi
Teguh Wahyudi Mohon Tunggu... Relawan - Guru Produktif SMK, (Pensiunan PNS) Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

Pensiunan Guru Produktif SMK, Relawan Sosial Kemanusiaan Palang Merah Indonesia kabupaten Bekasi , berkerja dengan Prinip: PERIKEMANUSIAAN, KESAMAAN, KENETRALAN, KEMANDIRIAN, KESATUAN, KESUKARELAAN, dan KESEMESTAAN...Siamo Tutti Fratelli

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum "Nasional" SMK dan Tantangan Bonus Demografi

19 Maret 2024   23:53 Diperbarui: 20 Maret 2024   05:58 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kumparan Bisnis 26 Desember 2022

persoalan kualitas lulusan yang tidak sesuai standar industri

       Senada dengan Hamid  (2018), Menurut Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) menyatakan, kualitas dan daya  saing tenaga lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK) masih rendah sehingga tidak terpakai dunia industri. "Ada perbedaan kualitas teknologi di SMK dan dunia Industri," kata Kepala BSNP Sumarna Abdurahman (2015).

       Upaya untuk meningkatan kualitas pendidikan Menengah Kejuruan di Indonesia telah melalui berbagai penyempurnaan-penyempurnaan kurikulum, mulai dari Kurikulum 1994 (memadukan Kurikulum 1975 dan 1984) dengan suplemen Kurikulum KTSP tahun 1999, Kurikulum 2013, dan Kurikulum "Merdeka" yang diluncurkan 11 Februari 2022. Pada prinsipnya perbaikan Kurikulum  mengacu pada empat Standar pendidikan , yaitu : Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Perbaikan-perbaikan melalui program teaching Factory, SMK berbasis Industri, revitalisasi SMK, peningkatan mutu melalui uji kompetensi sertifikasi Profesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Menurut Permendikbud RI Nomor 22 Tahun 2020  dalam  Rencana Strategis kemendikbud  Tahun 2020-2024, secara nasional sebanyak 80,5% SMK kekurangan Laboratorium sesuai SNP. 32,7 % SMK tidak memiliki perpustakaan. Yang paling krusial adalah pemberlakuan standar sarana dan prasarana bagi SMK secara ketat, pembuatan standar Peralatan Praktek per konsentrasi Keahlian dan standar biaya operasi non personal oleh Pemerintah Daerah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan SMK. Pemberlakuan pemerintah daerah terhadap konsentrasi Keahlian yang dibina SMK harus sesuai dengan kebutuhan wilayah setempat.

persoalan usia lulusan yang rata-rata baru 17 tahun, sehingga harus menunggu 1 tahun lagi untuk bekerja

        Persoalan usia lulusan SMK rata-rata baru berusia 17 tahun  untuk mengatasinya pemerintah Daerah kabupaten/Kota harus memberlakukan aturan ketat mengenai pembatasan usia masuk Sekolah Dasar, minimal berusia 6 tahun, sehingga pada saat lulus SMK telah berusia 18 tahun

Kesimpulan

        Bonus demografi adalah masa di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi lebih dari 60% dari total jumlah penduduk Indonesia.. Peningkatan kualitas SMK harus dimulai dari reengineering Konsentrasi Keahlian yang over supply, penyelenggaraan konsentrasi keahlian yang sesuai kebutuhan wilayah setempat, pemenuhan sarana/peralatan praktek yang sesuai kebutuhan Industri dan pelaksanaan Uji Kompetensi- LSP yang ketat.Bonus demografi ini kalau tidak dipersiapkan dengan tepat, maka akan menjadi beban bagi bangsa Indonesia

Sumber :

  1. https://www.kominfo.go.id/content/detail/27423/komitmen-pemerintah-wujudkan-bonus-demografi-yang-berkualitas/0/berita
  2. https://mediaindonesia.com/humaniora/160233/ini-penyebab-tingginya-pengangguran-smk
  3. http://seksi-informasi.itgo.com/re-engineering.htm
  4. https://www.researchgate.net/publication/363341486_Relevansi_Sekolah_Menengah_Kejuruan_terhadap_Potensi_Wilayah
  5. https://www.beritasatu.com/news/312762/bnsp-kualitas-tenaga-lulusan-smk-belum-sesuai-yang-diharapkan-industri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun