Kondisi sebalikanya akan terjadi ketika budaya, dibajak oleh negara sebagai kekuatan diplomasi resmi dan formal. K-Pop tidak akan pernah berhasil menciptakan pengaruh apapun, selain menciptakan generasi konsumsi dan idol-worship, karena dia telah diadopsi sebagai strategi resmi diplomasi budaya Korea Selatan. Anda tahu, birokrat adalah mereka yang paling tidak punya taste dalam musik dan paling tidak mengerti tentang kualitas musik. Menteri Industri Kreatif Mari Pangestu misalnya pernah menyatakan bahwa salah satu strategi budaya kita adalah mengirim penyanyi-penyanyi muda Indonesia ke Korea Selatan untuk belajar tentang K-Pop. Dan itu yang akan sering terjadi jika musik dan diplomasi budaya diserahkan kepada birokrat dan pejabat. Atau yang lebih buruk, musik hanya akan menjadi sarana penyiksaan dalam menjalankan strategi diplomasi hard-power.
Brata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H