Mohon tunggu...
Teguh Suandi
Teguh Suandi Mohon Tunggu... profesional -

Software Developer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Menyusuri Poros Imajiner Yogyakarta

8 Juni 2013   20:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:20 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa rombongan konvoi sempat membuat gaduh jalan Kaliurang yang relatif ramai, konvoi mobil-mobil toyota itu sepertinya punya destinasi yang sama dengan saya. Menjelang dzuhur selama berjalan kaki di jalan Kaliurang saya mencari-cari bangunan masjid namun entah kenapa tak satupun yang saya dapatkan, agak heran karena yang saya tahu masjid di daerah saya saja ada sekitar 5 yang jaraknya cukup berdekatan.

Waktu menunjukkan pukul 11.40 WIB, saya numpang beristirahat sejenak sambil menunaikan sholat dzuhur di mushola milik SPBU di Jalan Kaliurang. Ada seorang pemuda ketika saya hendak masuk ke mushola, saya perhatikan dia nampak sibuk dengan gadgetnya. Setelah terdengar suara adzan yang entah dari arah mana, saya wudhu dan menunggu pemuda tadi agar bisa sholat berjamaah, namun ternyata dia langsung sholat sendiri tanpa mengajak berjamaah terlebih dahulu.

Beberapa gerbang perumahan yang nampak mewah menjadi pemandangan ketika menyusuri Jalan Kaliurang, daerah ini memang memiliki udara yang cukup dingin jika dibandingkan dengan pusat kota apalagi daerah selatan yang berdekatan dengan laut. Sebagian kawasan Kaliurang sepertinya sudah diguyur hujan, nampak beberapa pengendara sepeda motor yang menggunakan jas hujan.

Rasa pegal nampaknya sudah cukup menjalar terlebih dibagian telapak kaki ketika saya mencapai KM 10, sejenak beristirahat untuk makan siang dengan semangkuk bakso bakwan seharga Rp.5.000,- saya berusaha untuk meregangkan otot-otot kaki yang sudah kaku. Sepertinya tuhan memang belum mengizinkan saya untuk berjalan lebih jauh lagi ke sampai ke ujung kawasan Kaliurang, hujan deras mengguyur sesaat setelah saya menghabiskan satu porsi bakso bakwan. Waktu sudah menunjukkan pukul 1.00, satu sms masuk yang ternyata dari atasan dikantor lagi, "Now thunder and rain here, I hope u don't get big rain while ur walking there!" katanya. Sepertinya Bandung dan Yogyakarta diguyur hujan pada saat yang bersamaan.

Setelah memperhitungkan waktu dan kondisi, akhirnya saya memutuskan untuk kembali turun dan pulang. Kali ini saya terpaksa naik mobil sejenis elf karena tidak mungkin untuk menerobos guyuran hujan. Menunggu hujan reda? Ah entah kapan.

Mobil berjalan pelan ditengah derasnya hujan, ada beberapa anak sekolah, dua orang ibu-ibu dan dua orang mbak-mbak yang naik ketika itu, saya sempat bertanya kepada salah satu mbak-mbak yang kebetulan duduk berdekatan, menanyakan arah sambil menunjukkan GPS. Mbak-mbaknya bilang 'Ini lewat UGM kok, mas, tapi nanti mobilnya belok kiri.'.

Kawasan UGM masih basah ketika saya sampai disana, kali ini perjalanan saya lanjutkan kembali dengan berjalan kaki. Entah kenapa kalau sampai ada orang-orang yang tidak suka terlebih membenci berjalan kaki, salah satu hikmah ketika saya berjalan kaki adalah saya tidak berhenti berpikir, selalu saja ada hal yang dipikirkan ketika berjalan kaki, entah itu masalah-masalah pekerjaan sampai ide-ide yang kadang terlintas ketika berjalan kaki. Ketika melewati kawasan padat dan cenderung kumuh, saya dapat bersyukur dengan kondisi saya sekarang yang lebih baik. Saat berjalan kaki, saya bersyukur karena  masih diberikan nikmat mensyukuri kaki yang masih bisa saya pergunakan dengan kondisi normal. Entah ada berapa hikmah yang terjadi ketika seseorang berjalan kaki. Dan, saya pikir jika budaya jalan kaki ini diterapkan oleh sebagian besar individu di kota-kota besar dampaknya bisa jadi mengurangi kemacetan.

Tak banyak dokumentasi yang bisa saya dapatkan kali ini, namun jika berkenan mungkin bisa dilihat beberapa foto berikut:

[caption id="attachment_266332" align="aligncenter" width="599" caption="Jarak menurut GoogleMaps ketika perjalanan dari Jl parangtritis sampai KM 10 jalan Kaliurang sekitar 13 KM."]

13706957091299793436
13706957091299793436
[/caption]

[caption id="attachment_266334" align="aligncenter" width="591" caption="Jarak menurut GoogleMaps ketika perjalanan pulang dari UGM sampai ke Jalan Parangtritis sekitar 6 KM"]

13706958192099963003
13706958192099963003
[/caption]

[caption id="attachment_266335" align="aligncenter" width="614" caption="Jalan Parangtritis"]

13706960131083087868
13706960131083087868
[/caption] [caption id="attachment_266336" align="aligncenter" width="614" caption="Jalan Mas Suharto"]
1370696086739560932
1370696086739560932
[/caption] [caption id="attachment_266337" align="aligncenter" width="614" caption="Tak jauh setelah melewati Stasiun Lempuyangan"]
1370696231850468266
1370696231850468266
[/caption] [caption id="attachment_266338" align="aligncenter" width="614" caption="Jalanan yang mengarah ke UGM"]
13706963161638567765
13706963161638567765
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun