Hitam dan merah. Hanya dua  warna itu yang bisa aku deskripsikan setelah beberapa menit melewati barisan orang-orang yang sedang mendengarkan khutbah sholat Idul Fitri yang memenuhi satu jalur jalan raya. Entah apa yang sebenarnya terjadi, kepalaku tiba-tiba saja terasa berat, pandanganku semakin kabur dan berkunang-kunang, aku terjatuh perlahan. Seperti dalam gerakan slow motion, aku melihat darah yang tercecer cukup banyak di aspal jalan, juga beberapa lensa kamera yang hancur seperti terlindas sesuatu. Carissa, dimana dia? Kini yang tersisa hanya hitam, hatiku berontak untuk bisa melihatnya, kesadaran itu entah kenapa tiba-tiba saja muncul perlahan, samar-samar aku menyadari bahwa Carissa sedang memangku tubuhku, air matanya menetes deras mengalir melalui kulit pipinya yang halus, dan kemudian terjun bebas menghempas bola mataku yang perlahan meredup, dan akhirnya semuanya kembali hitam.
Bandung, 07 Juli 2014.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H