Namun Ahok sudah berhasil menemukan cara dimana dia mampu mendapatkan anggaran tanpa kesulitan yang berarti, melalui transparansi proses pembahasan anggaran DKI dengan DPRD. Inilah langkah yang sangat cerdas dan berani. DPRD dihadapkan langsung dengan masyarakat atas pengajuan anggaran oleh Ahok, yang notabene akan digunakan untuk kepentingan masyarakat DKI. Cara seperti ini tidak pernah dilakukan oleh pemimpin daerah manapun yang tidak harmonis dengan DPRD-nya.
Sehingga sama sekali tidak ada ketakutan dalam diri Ahok untuk maju melalui jalur independen. Kesulitan jalur independen adalah permasalahan pembahasan anggaran. Semua langkah para pemimpin daerah yang melalui jalur ini akan mendapati ganjalan di penganggaran, dan tentunya akan menyulitkan program kerja pada pemerintahannya. Pada akhirnya walaupun mereka menggunakan jalur independen, tetapi praktik penganggarannya tetaplah praktik konsesi.
Kepemimpinan Ahok telah membuktikan bahwa praktik konsesi ini, tidak berlaku dalam pemerintahannya. ini juga salah satu alasan mengapa banyak partai yang tidak menyukainya, kecuali partai-partai yang menumpanginya dalam rangka pembentukan jati diri atau jati partai.
Ahok telah mampu mengkombinasikan karakter gen X yang ada pada dirinya dengan ketulusan karakter gen Y (Teman Ahok), yang sarat dengan teknologi, semoga kombinasi ini tidaklah berujung pada konsesi. Passionate for idealism bawaan genetik gen Y semoga dapat tetap terjaga, dan jika Parpol masih belum mampu merespon dengan introspektif dan melakukan upaya yang konstruktif untuk kembali kepada idealismenya, bukan tidak mungkin Parpol akan kembali keok oleh gen Y di PILPRES 2019.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H