Mohon tunggu...
Teguh setiawan
Teguh setiawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Email: teguhpangerankegelapan@gmail.com

Seluruh tulisan ini saya persembahkan untuk anak saya yaitu Fathan pratama setiawan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen: Spasi di Setiap Kalimat Cinta

6 April 2022   11:32 Diperbarui: 6 April 2022   11:40 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[Pukul 13:59 WIB]
Kau tahu "W" adalah gadis pujaanku. Ia adalah perempuan tercantik di kampus ini. W berkulit hitam manis kecokelatan dengan alis tipis melengkung bak bulan sabit. Wajahnya cantik paripurna bagai puteri raja dari jawa. W memiliki mata yang indah berbinar, setiap ia memandang pandangannya sendu penuh misteri dalam setiap keindahannya. W memiliki kantung mata yang mengendur menggelambir turun seperti orang kurang tidur. Kantung mata yang mengendur ini tak pernah mengurangi kecantikannya. Kantung mata yang menggelambir karena kurang tidur akan terlihat indah ketika W tertawa atau hanya tersenyum. Matanya mengecil saat tertawa, sedikit sipit ketika sedang tersenyum dan semua menjadi indah dengan paduan kantung mata yang lelah miliknya. W ialah perempuan cantik dengan kantung mata yang lelah. Saat semua perempuan menutupi kantung mata yang menggelambir dengan eye shadow dan berbagai make up dandanan, W malah membiarkannya. Ini yang selalu kusuka dari W, ia selalu tampil apa adanya sekalipun ia berdandan.

W bertubuh gemuk, ia bukan seperti perempuan cantik pada umumnya yang memiliki tubuh langsing dengan lekukan yang seksi. W ku tak demikian. W bertubuh gemuk tapi masih proporsional. Bukan obesitas apalagi korban lemak. W bertubuh gemuk dengan tinggi badan 170 cm jadi bentuk tubuhnya proporsional. Jika W berperawakan pendek tentu ia seperti Ban truk yang menggelinding. W ku tak seperti itu. W adalah perempuan cantik bertubuh gemuk. Ia seperti Drew Barrymore ketika gemuk. hanya seperti saja, karena W lebih cantik dari Drew Barrymore. Sekalipun bertubuh gemuk W selalu menyamarkannya dengan busana jilbab yang trendy. Ia selalu memakai warna gelap dengan baju yang ketat mencetak pinggang sehingga terlihat kurus. Cara ini memang cara cerdas. W selalu memakai baju dengan lengan digulung 3/4, tangannya berkulit bersih berbulu panjang.

Sebenarnya aku ingin memanggilnya "Gajah" seperti chairil anwar memanggil kekasihnya yang bertubuh gemuk. Ah, tentu jika ini kulakukan W pasti marah. ia tak akan mengerti. Celotehan chairil cukup unik. Perlu waktu sepertinya meniru gaya chairil yang eksentrik ini. ku yakin suatu saat W pasti faham jika kuajak diskusi kelak.

[Pukul 14:15 WIB]
W masih duduk dibangkunya bersama tiga perempuan temannya. Mereka asyik berdiskusi satu sama lain.Serius sekali tampaknya, terlihat dari air muka mereka. W masih terlihat santai, ia sepertinya pasif hanya mendengarkan tiga orang temannya. Aku masih melihat mereka berdiskusi dari atas balkon sini. Kuperhatikan semuanya secara terperinci.

Apa sih yang mereka bicarakan? Penasaran aku dibuatnya. Pandanganku terpaku pada mereka. Aku benar-benar penasaran, semua kuperhatikan betul apa yang mereka bicarakan. Aku memang tak bisa mendengar apa yang mereka katakan tapi aku bisa membaca gerak bibir mereka berempat. Aku pandai membaca gerak bibir. Apa kau tahu membaca gerak bibir adalah sebuah keahlian yang sangat dihormati di eropa. Keahlian ini bahkan selalu digunakan oleh fihak tertentu dengan bayaran mahal, khususnya di eropa. Semua bermula saat final piala dunia antara Italy melawan Ferancis dimana zidane menanduk marco materazzi sampai jatuh tersungkur. Insiden pelanggaran ini kontan membuat wasit menggeluarkan kartu merah untuk zidane karena melakukan pelanggaran tindakan kasar yang dinilai keluar dari prinsip fair play. Semua mata dunia menyalahkan zidane.

Zidane berkilah bahwa dirinya melakukan perbuatan itu karena Materazzi menghina ibu zidane dengan sebutan teroris, lalu zidane emosi dan menanduk materazzi dengan keras. Apakah benar perkataan zidane itu? FIFA kemudian menggunakan jasa pembaca bibir untuk membaca situasi tersebut terlebih dimana materazzi berucap sebelum akhirnya di tanduk oleh zidane. Alhasil benarlah apa yang dikatakan zidane. Semua terjadi karena provokasi materazzi pada zidane. Sejak saat itu aku tertarik dengan ilmu membaca bibir dan terus memperdalamnya. Dan hari ini ilmu tersebut kugunakan dalam melihat W dan ketiga sahabatnya. Percayalah aku sangat mahir dalam membaca gerak bibir.

Setelah kulihat dengan seksama, ternyata mereka sedang membicarakan sebuah peristiwa besar yang menimpa senior mereka yaitu seorang alumni organisasi mereka, ia seorang pejabat yang tertangkap tangan sedang berduaan di kamar melakukan hubungan seks. Skandal seks ini terekam oleh mata publik dan para wartawan memberitakannya menjadi head line news. Mereka berempat membicarakan ini. Panik,emosi,dan nada membela diri selalu terlihat dari ketiga teman W. Sementara W tampak pasif mendengarkan. Ketiga teman W masih berargumentasi bahwa skandal seks itu adalah fitnah yang di lemparkan orang tidak bertanggung. Apakah benar? entahlah. Sulit mempercayai bahwa semua itu fitnah karena bagaimana mungkin dua orang dewasa berada dalam satu kamar melakukan seks atas dasar fitnahan. Sudah pasti mereka melakukannya dengan suka sama suka. Ketiga teman W tetap keukeuh bahwa kejadian itu adalah kejadian yang dibuat-buat, tuduhan tak berdasar dan fitnah belaka. Mereka bertiga tipikal junior buta yang membela senior habis-habisan. Mungkin mereka termakan doktrin senioritas yang salah kaprah. Mereka membela habis-habisan senior mereka kendati senior mereka salah, hal ini dilakukan untuk menjaga nama almamater organisasi. Mereka tampak serius berdiskusi, aku masih melihat mereka dari atas balkon sini. Ketiga teman W terus saja membahas peristiwa tersebut sementara W masih pasif mendengarkan. W tak banyak berkata-kata. Ia hanya mendengarkan dan sesekali mengangukan kepala. Kuyakin W merasa risih membahas kejadian ini. di tengah obrolan tatapan mata W kosong, ia sepertinya berjelaga ke tempat lain dibanding mendengar ketiga temannya itu. W tetap diam. Beberapa menit kemudian ketiga teman W pamit pulang, mereka berjalan meninggalkan perpustakaan. W tetap diam duduk di bangku. Ia sepertinya malas untuk pulang. W sendirian saja duduk di bangku aula tengah perpustakaan.

[Pukul 14:40 WIB]
Aku masih saja melihat W yang tengah duduk di bangku aula tengah perpustakaan. Pandanganku tak berubah, aku tetap melihatnya dari balkon atas ke bawah. Aku melihat W tapi W tak sadar bahwa ia sedang diperhatikan.

W benar-benar cantik. Ia mengenakan pakaian hitam dengan jilbab warna abu-abu. Celana jeans ketat dan sepatu casual. Cara berpakaian W memang sangat apik, ia berhasil menyamarkan badan gemuknya dengan pakaian warna gelap dan agak ketat di pinggang sehingga terlihat langsing. Gaya berpakaian ini yang selalu kusuka. W sangat modis, selalu tampil menawan dengan pakaian yang ia kenakan.

W masih duduk di bangkunya. ia sepertinya bosan dan jenuh dengan tiga orang temannya tadi. W diam, duduk rapi dan asyik dengan HP nya. Ia melakukan swafoto, selfie dengan berbagai arah dan sudut pandang. Sesekali W mengatur pengaturan kamera di HP nya. Tibalah di satu gaya yang menurutnya bagus untuk di foto. Fose yang menawan. W memfoto close up wajahnya dengan kamera yang sudah di setting, telapak tangan kirinya ditekuk sehingga punggung tanganya menempel ke pipi kirinya, menyangga wajah yang ia miringkan ke arah kiri. Ia tersenyum kecil. Memasang wajah terbaiknya. Jilbab abu-abu, baju hitam, lengan di gulung 3/4 dengan jam tangan rantai warna hitam. W berfoto...dan jepreeettt..jadilah gambar yang ia inginkan. W langsung memajang di status whataps miliknya. Foto yang cantik menawan.

W memasang foto itu di semua sosial media miliknya, ia pun merubah foto cantiknya dengan versi kartun animasi. Ia menampilkan dua foto sekaligus. foto asli dan foto kartun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun