Mohon tunggu...
Putu Teguh Satria Adi
Putu Teguh Satria Adi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Part time traveller and writer // Full time Mechanical Engineering Student // mail: putuh_teguh@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

#AachenNgobrol1: Putra Petir dan Kobaran Api Perjuangan Anak Bangsa

1 April 2016   00:58 Diperbarui: 1 April 2016   01:10 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: Foto Pribadi"][/caption]Sabtu, 26 Maret 2016 merupakan lembaran pertama dari catatan harian PPI Aachen periode 2016/2017. Layaknya kejatuhan durian runtuh, kota kecil di perbatasan 3 Negara ini kedatangan "angin segar" dari Indonesia. Ricky Elson, yang biasa dijuluki "Putra Petir" sedang menyambangi beberapa kota di Eropa dan Aachen merupakan salah satu destinasi beliau. Menarik, karena pada hari itu mentari ikut tersenyum memberi sambutan. Semangat para peserta dan panitia semakin terbakar karena kota kecil yang senantiasa terselimuti gelap dan terbasuhi rintik hujan untuk kali ini saja menampakan anomalinya. 

Tour de Aachen 

Acara diawali dengan tour berkeliling kota Aachen. Dari sekitar 54 peserta yang mendaftar, 25 diantaranya mengikuti Tour de Aachen. Walau pada akhirnya beberapa peserta mengundurkan diri, tour ini tetap berlangsung. Bercengkrama dengan kota kecil ini tidak perlu waktu lama, cukup 4 jam peserta sudah dapat menikmati keindahan pusat kota dan menyelami almamater Presiden ke 3 Republik Indonesia lebih mendalam. Peserta yang juga berasal dari beberapa kota di luar Aachen dibagi menjadi 5 grup dan dikumpulkan pada pukul 10 pagi di Hauptbahnhof (Central Station) oleh guide masing-masing. Rute yang ditempuh setiap grup tidak sama namun mencakupi wilayah-wilayah penting nan bersejarah. Peserta dibawa masuk ke dalam Dom dan disuguhi cerita/urban legend masa pembentukannya, mengenal Karl der Große, mengamati indahnya arsitektur Rathaus yang bernuansa gothik, mencicipi Printen yang menjadi khas kota ini, bermain dengan Puppenbrunnen, mempelajari perputaran uang yang digambarkan Kreis des Geldes dan tentunya mencicipi „air suci“ khas Aachen di Elisenbrunnen. 

Setelah puas berkeliling dan berfoto, peserta kemudian dibawa menuju kawasan utama RWTH Aachen. Melihat lebih dekat gedung-gedung Universitas yang tersebar di seluruh kota, disertai pengetahuan singkat tentang sejarah dan reputasi, tak lupa peserta diberikan sedikit promosi. 

Campus Mitte belum sepenuhnya menggambarkan RWTH Aachen, karena itu tujuan wajib selanjutnya adalah Campus Melaten dimana peserta dapat melihat Institut-institut besar seperti Fraunhofer, FIR, IKV, VKA, EON, dsb. Karena lokasinya yang berdekatan, Uniklinik dengan cerita unik pembangunannya menjadi salah satu sekaligus destinasi akhir dari tour singkat ini. Sebelum memulai acara inti pada hari itu, peserta disuguhi makanan khas Indonesia untuk sedikit mengobati kerinduan akan tanah air tercinta. 

Talk Show bersama Ricky Elson dan Rizqy Averous 

Acara yang dimoderatori oleh Janvier M. Alfath dimulai sekitar pukul 15.30 di Humbolt Haus. 

Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, semangat nasionalis peserta dibangkitan terlebih dahulu sebelum dibawa pulang sejenak, menelurusi luas nan indahnya tanah air. 

Ricky Elson yang ternyata memiliki latar belakang teknik mesin memulai obrolan dengan memperkenalkan diri. Beliau juga menceritakan sekilas tentang perjalanannya berkeliling Indonesia pada tahun 2010 yang membuat hatinya semakin tergugah untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang dimiliki sekembalinya ke Indonesia. Hingga pada tahun 2013 beliau dibujuk oleh Dahlan Iskan untuk kembali dan berkontribusi untuk bangsa. Proyek yang digagas oleh Menteri BUMN saat itu adalah mobil listrik. Dengan berbagai pertimbangan dan satu syarat, pemerintah akan mendanai pemasangan 100 kincir angin di daerah Sumba, Ricky Elson menyetujui proyek itu terlepas dari fakta bahwa kebutuhan akan mobil listrik masih 20 atau 30 tahun mendatang. Ricky Elson juga menyampaikan alasannya mengapa Ia memilih tenaga angin sebagai konsentrasi pengembangan teknologi energi terbarukan bersama anak negeri lainnya di Ciheras. Perjuangan beliau bukan tanpa hambatan dan terpaan badai pihak-pihak berkepentingan. Bang Ricky sangat mengetahui hal ini dan menyadari bahwa perjuangannya baru memberikan dampak yang cukup signifikan 25-30 tahun mendatang. Dalam 10 tahun ini keinginan beliau hanya mengumpulkan dan menyulut semangat anak-anak bangsa yang siap berkontribusi untuk Indonesia dimanapun mereka berada. 

Orbrolan ringan dilanjutkan oleh Rizqy Averous selaku Group Leader of Power Electronics and Electrical Drives Group at E.ON Energy Research Center RWTH Aachen. Beliau menyampaikan alasan melanjutkan studi di Jerman yang didasari oleh ketidakpuasannya pada saat menempuh pendidikan di Indonesia. Rizqi Averous berpendapat bahwa Jerman menjadi sangat maju karena teknologi merupakan kebutuhan esensi yang tak dapat dipisahakan dari kehidupan sehari-hari. Beliau juga menyampaikan pandangannya terhadap kualitas SDM Indonesia dan Jerman berdasarkan pengalamannya selama berinteraksi di dalam dunia industri di Jerman. 

Tak lengkap nampaknya jika acara ini hanya berlangsung satu arah. Sesi tanya jawab dibuka di pertengahan acara dan suasana pun berubah menjadi lebih hangat. Pertanyaan-pertanyaan para peserta membuat 2 pembicara semakin bergairah dalam menyampaikan pandangan serta kisah perjuangannya secara mendetail. 2,5 jam terbawa suasana, peserta akhirnya dibawa kembali pada realita melalui kesan dan pesan singkat yang disampaikan oleh kedua pembicara disusul oleh 2 artis lokal yang memberikan persembahan berupa sebuah lagu berisi sentilan-sentilan yang membangun. 

Di penghujung acara, Randy Cendieno selaku Ketua PPI Aachen, menyerahkan hadiah kepada Ricky Elson sebagai ucapan terimakasih serta membacakan deklarasi pengabdian PPI Aachen pada tanah air sesuai dengan bidang keilmuan masing-masing yang ditandatangani Randy selaku perwakilan mahasiswa dan mahasiswi di Aachen dan Ricky Elson selaku abdi bangsa. 

Foto bersama dengan bingkai senyum sumringah para peserta mengakhiri perjalanan panjang bersama Ricky Elson, Rizqi Aveorus dan PPI Aachen. Tidak semata pajangan yang akan usang termakan waktu, foto ini mengabadikan pula suara hati, angan-angan dan mimpi kami yang bila waktunya tiba siap ditranformasi menjadi sebuah aksi maupun karya nyata.

Artikel asli: PPI AACHEN 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun