Asian Values atau Nilai-nilai Asia sering kali kita kaitkan dengan konsep-konsep seperti harmoni sosial, kolektivisme, dan penghormatan terhadap otoritas. Gagasan ini sering dipopulerkan oleh pemimpin-pemimpin Asia untuk menekankan keunikan budaya Asia dibandingkan dengan nilai-nilai Barat yang cenderung individualistis dan liberal. Namun, bagaimana jika kita melihat Asian Values melalui lensa Marxisme? Sebagai sebuah ideologi yang mengkritik hierarki sosial dan menekankan kesetaraan kelas, Marxisme menawarkan perspektif yang berbeda tentang bagaimana nilai-nilai ini berfungsi dalam konteks politik dan ekonomi.
Sebuah Pandangan Umum
Asian Values sering dipromosikan oleh pemimpin-pemimpin Asia, terutama dari negara-negara seperti Singapura dan Malaysia, sebagai landasan untuk stabilitas sosial dan pembangunan ekonomi. Nilai-nilai ini menekankan:
1. Kolektivisme dan Komunitas
 Kepentingan kelompok diutamakan di atas kepentingan individu. Hal ini diharapkan dapat menciptakan harmoni sosial dan solidaritas.
2. Penghormatan terhadap Otoritas
Penghormatan dan ketaatan terhadap pemimpin dan pemerintah dianggap penting untuk menjaga ketertiban dan stabilitas.
3. Kerja Keras dan Pengorbanan
Nilai-nilai ini menekankan pentingnya kerja keras, disiplin, dan pengorbanan pribadi demi kemajuan bersama.
Analisis Marxis
Dari sudut pandang Marxisme, nilai-nilai ini dapat dilihat dengan skeptis. Marxisme berpendapat bahwa ideologi sering kali digunakan oleh kelas yang berkuasa untuk mempertahankan dominasi mereka. Dalam konteks ini, Asian Values dapat dianalisis sebagai alat ideologis yang digunakan oleh elite politik dan ekonomi untuk mempertahankan status quo.