Mohon tunggu...
Teguh Saepudin
Teguh Saepudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penjelajah Lima Alam

Orang sunda asli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Fenomena Budaya Konsumtif Lewat Buy Now Pay Later: Berujung Kebahagiaan Semu

18 Oktober 2023   08:15 Diperbarui: 18 Oktober 2023   09:01 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, teknologi telah mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, termasuk cara kita berbelanja. Salah satu inovasi terbaru yang telah mengubah cara konsumen berbelanja adalah metode pembayaran "Buy Now Pay Later" (BNPL). 

BNPL memungkinkan konsumen untuk membeli barang tanpa membayar sejumlah besar uang di muka, dengan kemudian membayar secara cicilan. 

Fenomena ini seolah-olah menawarkan kenyamanan tanpa akhir, tetapi sering kali menimbulkan pertanyaan tentang budaya konsumtif dan dampak psikologisnya. Kali ini kita akan bahas fenomena budaya konsumtif tersebut melalui BNPL dan bagaimana hal ini bisa berujung pada kebahagian semu. 

Apa itu Buy Now Pay Later?

Sekar Putih Djarot, juru bicara OJK (Otoritas Jasa Keuangan), menjelaskan bahwa paylater adalah istilah yang merujuk kepada transaksi pembayaran atau pelayanan. 

Pada prinsipnya, paylater adalah layanan yang memungkinkan penundaan pembayaran atau meminjam uang yang harus dibayar di masa mendatang. Buy Now Pay Later (BNPL) pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 2016 oleh sebuah perusahaan fintech yang dikenal dengan nama Kredivo.

Buy Now Pay Later menawarkan pilihan pembiayaan tanpa tambahan biaya, yang sangat menarik bagi konsumen yang sensitif terhadap biaya. Kelompok utama pengguna opsi pinjaman ini adalah generasi milenial dan Gen Z, yang akrab dengan teknologi. Namun, pertumbuhan yang berkelanjutan juga akan dipengaruhi oleh konsumen yang lebih tua. Buy Now Pay Later memiliki potensi besar untuk memperluas pangsa pasar bagi bisnis ritel, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan memperkuat loyalitas pelanggan.

Bagaimana Budaya Konsumtif dalam Masyarakat?

Penggunaan dari  Buy Now Pay Later telah memicu pertumbuhan konsumsi yang lebih parah dan lebih cepat. Banyak sekali Konsumen terdorong untuk membeli barang-barang yang mungkin sebelumnya dihindari karena harganya atau bahkan hanya sekedar ingin membeli karena keinginanan bukan karena kebutuhan semata. Promosi, penawaran diskon, dan kemudahan pembayaran Buy Now Pay Later ini menjadi pemicu pembelian impulsif. Dalam prosesnya, kita menjadi konsumen yang semakin konsumtif sekali.

Efek Psikologis

Meskipun Buy Now Pay Later bisa memberikan kesan  kebahagian tapi itu efeknya sementara, efek jangka panjangnya mungkin berbeda. Kemampuan untuk membeli barang-barang mahal tanpa harus menimbang anggaran bisa memunculkan kecanduan berbelanja yang mungkin tak bisa kita kontrol. Ada tekanan sosial yang kuat untuk menampilkan gaya hidup mewah, yang mungkin hanya mampu dipertahankan salah satau jalannya melalui pembayaran Buy Now Pay Later. Kecanduan berbelanja dan hutang yang meningkat dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang parah pencandu Buy Now Pay Later.

Kebahagian Semu

Buy Now Pay Later sering kali menciptakan "kebahagian semu." Konsumen mungkin merasa senang ketika mereka membeli barang-barang baru sesuai dengan keinginannya, tetapi kebahagian ini cenderung hanya bersifat sementara. Setelah saat pembayaran datang, beban hutang dan pertimbangan keuangan mungkin menghilangkan kebahagian tersebut, lalu berujung pada perasaan penyesalan dan ketidaknyamanan.

Mendorong Pertimbangan yang Lebih Bijak

Untuk menghindari jebakan budaya konsumtif dan kebahagian semu ini, kita sebagai konsumen perlu lebih bijak dalam menggunakan Buy Now Pay Later. Ihwal Ini termasuk dalam mempertimbangkan keuangan pribadi, membuat rencana anggaran sesuia dengan kebutuhan kita, dan menghindari pembelian impulsif yang tidak terlalu penting. Selain itu, pendidikan finansial menjadi salah satu  bagian penting yang perlu kita kuasai guna membantu individu memahami risiko dan manfaat dari Buy Now Pay Later itu sendiri.

Kesimpulan

Fenomena budaya konsumtif melalui Buy Now Pay Later mencerminkan perkembangan cara kita berbelanja di era digital yang serba instan ini. Meskipun menawarkan kemudahan dan kebahagian, tapi hal ini seringkali berujung pada kebahagian semu dan beban keuangan yang tak pernah kita duga sebelumnya. Untuk menghindari jebakan ini, konsumen perlu lebih bijak dalam mengelola keuangan  dan memahami dampak psikologis dari keputusan konsumsi mereka. Pendidikan finansial dan kesadaran akan risiko konsumsi yang berlebihan menjadi salah satu kunci utama dalam mengatasi budaya konsumtif yang mungkin melingkupi kita dalam sistem Buy Now Pay Later ini.

Semoga Bermanfaat ya...

Referensi :

Aisah, S., Asiyah, S., & Primanto, A. B. (2022). Pengaruh Kepercayaan, Kemudahan Dan Persepsi Resiko Terhadap Keputusan Pembelian Pada Penggunaan Transaksi Shopee Paylater (Studi Kasus Mahasiswa FEB UNISMA). Jurnal Ilmiah Riset Manajemen.

Putri, A. P. Y., & Ahmadi Miru, M. (2020). Praktik Penyalahgunaan Fitur Kredit (Paylater) oleh Pihak Ketiga melalui Aplikasi Belanja Online. Amanna Gappa

Gumiwang, R. (2019). Waspada Jebakan Iming-iming "Pay Later" bagi Milenial. Tirto.Id. https://tirto.id/waspada-jebakan-iming-iming-pay-later-bagi-milenial-d5kJ

https://news.detik.com/kolom/d-6451876/buy-now-pay-later-kemudahan-atau-jebakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun