Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan ketika keadaan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari Hb normal, yang dapat dibedakan menurut kelompok umur, jenis kelamin dan kondisi fisiologis. Remaja dikatakan anemia apabila Hb <12 gr/dl.
Hemoglobin memiliki fungsi yang penting bagi tubuh, yaitu untuk mengikat dan menghantar darah ke seluruh jaringan tubuh, termasuk otot dan otak, agar dapat bekerja sesuai fungsinya. Kemenkes (2021) menetapkan bahwa tanda-tanda anemia disebut 5L, yaitu lesu, lelah, letih, lemah dan lunglai.
Data Penderita Anemia di Indonesia
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018 mengumpulkan data-data penderita anemia di Indonesia, yaitu sebesar 26,8% pada anak usia 5-14 tahun dan 32% pada usia 15-24 tahun. Sedangkan untuk usia remaja berada pada usia antara 10-19 tahun (Kemenkes, 2022). Jadi, dapat disimpulkan bahwa penderita anemia pada usia remaja terbilang cukup tinggi.
"Anemia dapat terjadi kepada semua siklus kehidupan dan dari semua kalangan, mulai dari remaja. Makannya program pemerintah memberikan tablet tambah darah pada remaja putri, karena sebenarnya jika ingin memberantas penyebab anemia, mata rantai diputuskan harus dimulai dari remaja putri. Diharapkan jika kadar Hb pada remaja putri  membaik, maka ketika nanti pada saat hamil di kemudian hari, meskipun kehamilan itu terjadi 10 tahun kemudian, karena depositnya telah  tercukupi maka risiko terkena anemia sangat kecil," kata spesialis gizi klinik dr. Nurul dalam rangkaian kegiatan "Aksi Gizi Generasi Maju", Jumat (10/2).
Â
Cara Agar Remaja Bebas Anemia
Terdapat berbagai cara agar remaja putri tetap sehat dan bebas dari anemia. Sesuai keterangan seperti yang telah disampaikan Kemenkes (2021) mengonsumsi makanan gizi seimbang (isi piringku), makan buah sayur secukupnya, memeriksa kadar Hb, mengonsumsi vitamin A, C, E. serta mengonsumsi tablet tambah darah (TTD).
 Namun, jumlah remaja yang tidak mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) relatif tinggi, yaitu berkisar 8,3 juta remaja dari 12,1 juta remaja, sehingga membuat mereka berisiko anemia. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu program untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran remaja akan pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Peningkatan Pemahaman dan Kesadaran Konsumsi TTD
Dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran mengenai pentingnya mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja putri, Kemenkes menyelenggarakan Gerakan Aksi Bergizi.
Gerakan ini terbukti efektif karena terbukti dapat :
1. Meningkatkan pengetahuan remaja mengenai gizi sebelum dan sesudah intervensi;
2. Meningkatkan proporsi semua remaja memiliki sikap positif terhadap TTD dan remaja putri yang mengonsumsi TTD setiap minggu;
3.Meningkatkan daya tahan tubuh remaja yang melakukan aktivitas fisik 60 menit/hari dan mengonsumsi buah dan sayur setelah dilakukan intervensi;
4. Serta meningkatkan proporsi remaja putri yang mengonsumsi TTD mingguan 12 kali lebih mungkin naik setelah intervensi.
Referensi
Kemenkes. 2022. Remaja Bebas Anemia: Konsentrasi Belajar Meningkat, Bebas Prestasi. Diakses Rabu, 8 November 2023. https://ayosehat.kemkes.go.id
Kemenkes. 2021. Remaja Putri Sehat Bebas Anemia di Masa Pandemi Covid-19. Diakses Rabu, 8 November 2023. https://ayosehat.kemkes.go.id
Info Sehat FK UI. 2023. Waspada Anemia, Salah Satu Risiko Penyebab Stunting. Diakses Rabu, 8 November 2023. https://fk.ui.ac.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H