Listrik adalah salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia.Seiring bertambahnya jumlah populasi manusia di dunia,maka makin banyak kebutuhan listrik yang dibutuhkan oleh manusia.Tentu kita tidak bisa bergantung hanya pada satu sumber energi listrik saja,alternatif lain yang bisa kita pakai adalah dengan menerapkan inovasi teknologi PLTS Atap.
Sekilas Tentang PLTS Atap
PLTS Atap adalah pembangkit listrik tenaga surya yang menggunakan panel fotovoltaik untuk mengkonversi radiasi matahari menjadi energi listrik dan sesuai namanya di letakkan di atas atap bangunan kantor,rumah dana tap bangunan yang lainnya.
Kelebihan PLTS Atap
1.Dapat Mengurangi Tagihan Listrik
PLTS Atap dapat mengurangi biaya penggunaan listrik harian. Energi listrik yang dihasilkan dari energi surya akan bisa digunakan sebelum menggunakan energi listrik PLN sehingga tagihan listrik PLN ini bisa Anda hemat.
2.Ramah Lingkungan
Sumber energi dari PLTS Atap merupakan cahaya matahari sehingga tidak menciptakan polusi udara berbeda dengan listrik PLN konvensional yang memanfaatkan sumber energi dari bahan bakar sehingga menyebabkan polusi udara yang bisa mengancam kehidupan pada masa depan.
3.Tahan Lama
Umur dari PLTS Atap dapat bertahan hingga 15-20 tahun.Hal ini tentunya dapat menguntungkan dari segi ekonomis.
4.Sangat Cocok Dengan Iklim Di Indonesia
Karena PLTS Atap memanfaatkan sumber cahaya matahari maka sangat cocok dengan posisi strategis Indonesia yang dilalui oleh jalur khatulistiwa.
5. Mudah Dipasang
Panel surya sangat mudah dipasang dan tidak memerlukan kabel atau sumber daya yang lainnya. Selain itu pemasangan PLTS Atap tidak memerlukan ruang baru dan setiap pengguna rumah atau bisnis dapat menghasilkan listrik sendiri.
6.Merupakan Energi Baru Terbarukan
PLTS Atap merupakan Energi Baru Terbarukan karena dapat dimanfaatkan selama matahari ada.Sinar matahari juga muncul secara tidak terbatas.
Selain beberapa ulasan kelebihan PLTS Atap di atas,ketika kita menggunakan PLTS Atap,secara tidak langsung kita telah menyelamatkan dunia dari emisi karbon yang makin mengkhawatirkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H