Masjid ini bukan hanya simbol agama, tetapi juga simbol budaya, tempat di mana masyarakat Kudus dapat merayakan identitas budaya mereka dengan cara yang selaras dengan ajaran Islam. Oleh karena itu, Masjid Sunan Kudus menjadi contoh nyata tentang bagaimana Islam dapat berkembang dengan tetap menjaga dan menghormati budaya lokal.
 Dalam perkembangan lebih lanjut, masjid ini menjadi tempat bagi masyarakat untuk berdialog dan saling memahami antara budaya Jawa dan Islam. Ini menciptakan ruang di mana dialog antara agama dan budaya berlangsung dengan damai dan harmonis. Masyarakat Kudus merasa bangga memiliki masjid yang tidak hanya merupakan tempat ibadah, tetapi juga simbol kebudayaan yang hidup dan berkembang.
 Keberadaan Masjid Sunan Kudus sebagai pusat budaya menunjukkan bahwa identitas budaya bukanlah sesuatu yang terpisah dari agama, melainkan dapat disatukan dalam sebuah bentuk yang utuh. Islam di Kudus bukanlah Islam yang datang untuk menghapus budaya lokal, melainkan untuk memperkaya dan mengharmonikan budaya tersebut dengan nilai-nilai ajaran agama.
 Melalui semua aspek ini, Masjid Sunan Kudus telah berhasil menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya Kudus. Masjid ini bukan hanya mewakili agama Islam, tetapi juga menjadi saksi sejarah yang menghubungkan masyarakat dengan budaya dan tradisi mereka yang kaya. Hal ini menunjukkan bahwa agama dan budaya, ketika berjalan berdampingan, dapat menciptakan sebuah masyarakat yang lebih harmonis dan kaya akan nilai-nilai luhur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H