Beliau menuturkan bahwa yang menjadi mandor proyek pembangunan di Fakultas Teknik UNY merupakan orang yang berasal dari Purwodadi. Bahkan beliau juga mengungkapkan bahwa hampir seluruh kuli bangunannya juga berasal dari Purwodadi dan hanya beliau yang berasal dari daerah lain tepatnya Wonogiri. Tak cukup sampai disitu saja, waktu beliau masih menjalani transmigrasi di Pulau Sumatera juga banyak ditemui kuli-kuli bangunan yang berasal dari Purwodadi.
Hal tersebut seolah menjadi sebuah validasi bahwa memang orang Purwodadi memiliki passion dan bakat di dunia susun batu bata. Banyak pihak menuturkan jika kuli Purwodadi memiliki kinerja yang sat-set dan juga tak kenal lelah. Jelas skill seperti ini sangat diidam-idamkan oleh banyak pengawas proyek. Karena dengan begitu estimasi pengerjaan proyek dapat tercapai dengan cepat.
Profesi kuli proyek juga seakan telah turun temurun dari nenek moyang masyarakat Purwodadi. Banyak anak lulusan sekolah menengah atas bahkan sekolah menengah pertama yang memutuskan untuk mengikuti jejak langkah bapaknya sebagai kuli proyek.Â
Hal tersebut bukan tanpa alasan, minimnya lapangan kerja di wilayah Purwodadi dan juga tuntutan ekonomi menjadikan kuli proyek sebagai profesi alternatif untuk menyambung lidah. Katakan saja gaji kuli proyek yang masih pemula sebesar Rp. 120.000,00 dan untuk kuli senior hampir mencapai Rp.150.000,00. Jelas jika dikalkulasi selama 1 bulan, gaji tersebut melebihi UMK Kabupaten Grobogan yang hanya sebesar Rp. 2.116.000,00.
Pemuda Purwodadi yang memulai perjalanan karirnya di dunia aduk semen hampir semuanya menjadi orang sungguhan. Orang sungguhan disini memiliki makna bahwa mereka bertransformasi menjadi individu yang lebih baik dalam karirnya.Â
Banyak kuli proyek pemula yang telah mengabdi pada negeri setelah beberapa tahun kemudian menjelma menjadi seorang mandor bahkan pemborong sekalipun. Jelas bahwa kinerja kuli Purwodadi tak perlu dipertanyakan lagi eksistensinya. Lamanya mereka berproses dan mengabdi juga memberikan tuah yang baik pada diri mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H