Beberapa jam kemudian, aku tiba dengan selamat di Stasiun Yogyakarta pada pagi buta pukul 03:51 WIB.
Akhirnya, Pintu Selatan Stasiun Bandung Diperbaiki
Bulan September 2024 lalu, aku mengajak keluarga kecilku untuk tetirah di hotel dekat stasiun lalu mengisi kegiatan kami dengan naik KA Lokal Bandung Raya ke Stasiun Padalarang. Ini pertama kalinya si kembar melihat langsung dan naik kereta api, sebelumnya hanya melihat dari buku cerita yang dibelikan ibunya. Iya, ini adalah misi mencuci otak agar mereka bisa sama-sama cinta kereta api seperti bapaknya.Â
Penumpang kereta api lokal atau Commuter Line Bandung Raya masuk melalui Pintu Selatan Stasiun Bandung yang dapat diakses dari Jalan Pasir Kaliki dan Jalan Stasiun Timur, bukan Jalan Kebon Kawung seperti kalau mau naik KA Jarak Jauh. Aku masih ingat, terakhir kali naik KA Lokal Bandung Raya saat masih lajang, akses Pintu Selatan Stasiun Bandung itu memprihatinkan. Jalanannya penuh lubang dan goncangan, perpaduan lumpur dan bebatuan.Â
Eh, ternyata sekarang sudah bagus!Â
Akses Pintu Selatan Stasiun Bandung kini sudah diaspal mulus dengan tulisan besar-besar "Stasiun Bandung" terpampang nyata, penanda jelas dan pantas bahwa itu adalah salah satu akses Stasiun Bandung, bukan pintu belakang tidak jelas antah-berantah tempat kios-kios ekspedisi berada.Â
Sayangnya karena kami saat itu naik taksi online dan aku dalam posisi tidak siap, aku tak sempat mengabadikannya dengan kamera ponselku. Namun setibanya kami di bangunan stasiun, aku bisa mengambil foto bagian depan Pintu Selatan Stasiun Bandung. Terbayang lah ya bagaimana sudah mulusnya akses itu saat ini.Â
Selain akses dari Jalan Pasir Kaliki, akses dari Jalan Stasiun Timur juga sudah ditata dan dirapikan dengan jalur kanopi dan petunjuk arah (wayfinding) yang jelas.Â
Stasiun Bandung, Kawan Lama dan Saksi Perjalanan Hidupku
Aku berkenalan dengan Stasiun Bandung sejak pertama kali menjejakkan kaki di Bandung pada tahun 2008 silam. Kala itu, kereta api menjadi andalan transportasi bagi mahasiswa perantauan ini yang menghubungkan Bandung dengan kampung halamannya. Stasiun dan kereta api sudah menjadi sahabat karibku selama lebih dari 16 tahun, tempat di mana rindu dan harapan bertaut.
Jangan bayangkan kenyamanan kereta api saat ini dibandingkan dengan 16 tahun lalu. Aku masih ingat betul bagaimana aku berdiri berdesak-desakan di dalam gerbong ekonomi kereta api sepanjang malam. Barulah sekitar jam 3 pagi aku mendapatkan sedikit "ruang" untuk duduk di lantai dan menjulurkan kedua kakiku di bawah bangku penumpang. Tak ada AC dan stopkontak, toiletnya sangat memprihatinkan. Aku tiba di Jogja dalam kondisi kelelahan, kelaparan, dan kurang tidur, haha.