Mohon tunggu...
Teguh Nugroho
Teguh Nugroho Mohon Tunggu... Social Media Project Manager - Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api

Second account, akun pertamanya udah lupa email saking terlalu lama nggak aktif. Kalo mau kenalan, silakan terbang ke blog thetravelearn.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Palembang, Masihkah Pantas Disebut "Venesia dari Timur"?

26 Februari 2024   23:54 Diperbarui: 29 Februari 2024   14:11 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Sekanak Lambidaro [dok: KemenPUPR]

Pencemaran yang parah pun sebenarnya sudah menghinggapi Sungai Musi. Dilansir oleh Kompas, pencemaran di Sungai Musi sudah melebihi batas toleransi. Kadar polutan di Sungai Musi sudah sangat tinggi, misalnya tembaga yang mencapai 0,06 ppm dari pengambilan sampel, padahal seharusnya tak boleh lebih dari 0,03 ppm. Pun dengan kadar klorin yang mencapai 0,16 mg per liter, padahal standarnya adalah 0,59 mg per liter. Sampah plastik sekali pakai, aktivitas industri di pinggiran sungai, dan alih fungsi lahan menjadi penyebab dari tingginya pencemaran Sungai Musi ini. 

Hasil tangkapan ikan nelayan di Sungai Musi kian sedikit. Pencemaran Sungai Musi tak hanya berpengaruh pada aspek lingkungan dan kesehatan masyarakat, namun juga ekonomi. Kalau sudah begini, masihkah Palembang pantas kita sebut sebagai "Venice of The East"?

Sungai Musi dan anak-anak sungainya yang tercemar [dok: Kompas]
Sungai Musi dan anak-anak sungainya yang tercemar [dok: Kompas]

Masih berbicara soal Sungai Musi, saya mengapresiasi inisiatif integrasi antarmoda transportasi umum di Stasiun LRT Ampera dengan halte TransMusi dan dermaga Sungai Musi. Sebagai titik strategis kota Palembang, proyek ini adalah langkah awal untuk memajukan industri pariwisata Palembang. Wisatawan yang masuk melalui Bandara Internasional Sultan Ahmad Badaruddin II tinggal naik LRT Sumatera Selatan menuju Stasiun Ampera, lalu dari sana bisa melanjutkan perjalanan dengan perahu "ketek" menuju Pulau Kemaro. 

Naik perahu di Sungai Musi [dokpri]
Naik perahu di Sungai Musi [dokpri]

Saat ini, integrasi antarmoda transportasi umum di Ampera belum semulus yang ada di Bangkok. Dari stasiun LRT menuju dermaga, pengguna harus melalui trotoar dan area terbuka publik yang diintervensi oleh macam-macam PKL. Lalu, berbeda dengan layanan perahu yang ada di Bangkok yang dioperasikan oleh pemerintah dan swasta yang terorganisir baik, perahu di Sungai Musi dijalankan oleh perorangan dan swasta yang belum tertata. 

Naik perahu Chao Praya Express [dokpri]
Naik perahu Chao Praya Express [dokpri]

Tepian Sungai Musi, dengan Kampung Arab dan pecinan di salah satu sisinya, sangat potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan ramah pejalan kaki. Saya membayangkan ada taman, lajur pejalan kaki, dan area publik lainnya yang bersih, rapi, dan nyaman. Kita bisa menikmati sungai, Jembatan Ampera, dengan perahu dan LRT yang hilir-mudik, sambil duduk bersantai di bawah rindangnya pepohonan. Kemegahan Sungai Musi jangan disia-siakan. Potensinya nggak kalah dengan Sungai Chao Praya di Bangkok, Sungai Saigon di Ho Chi Minh City, atau Sungai Brunei di Bandar Seri Begawan. 

Terbitnya Harapan dari Sungai Sekanak Lambidaro 

Harapan saya akan masa depan pariwisata Palembang bertumbuh ketika saya mengetahui tentang proyek normalisasi Sungai Sekanak Lambidaro. 

Februari 2022, Sungai Sekanak Lambidaro telah berhasil menjadi landmark dan ikon wisata baru Palembang dengan aliran sungai yang bersih, lajur pejalan kaki yang rapi, taman yang asri, dan kampung berwarna-warni. Saat itu, proyek normalisasi sudah berhasil dilakukan sepanjang 800 meter dan akan dilanjutkan untuk 1,3 kilometer berikutnya. Rencananya, proyek normalisasi Sungai Sekanak Lambidaro ini akan dilakukan hingga 11 kilometer! Proyek ini merupakan hasil sinergi antara BBWS Sumatera VIII dengan Pemprov Sumatera Selatan. 

Sungai Sekanak Lambidaro [dok: KemenPUPR]
Sungai Sekanak Lambidaro [dok: KemenPUPR]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun