Untungnya, jarak rumah saya ke BCH tidak terlalu jauh, hanya 20 menit berkendara dengan sepeda motor. Kalau tempat tinggal saya masih di Jatinangor seperti saat kuliah dulu, saya malah akan pulang-pergi ke BCH naik bus Damri karena rutenya melalui Bandung Creative Hub.
Idealnya, saya memang lebih cocok bekerja di kantor. Namun karena perusahaan saya masih menerapkan sistem kerja Work-From-Home dan saat ini sudah sering merasa susah fokus di rumah karena putri kembar saya sedang aktif-aktifnya di usia 10 bulan, saya perlu mencari alternatif lain untuk mempertahankan performa kerja saya. Ternyata, seru juga bekerja dari co-working space umum yang gratis. Yah, harus ikhlas aja sih kalau kadang nggak dapet tempat yang saya mau bahkan sampai kehabisan kursi karena penuh! Tungguin bentar, nanti juga ada yang kosong. Salah satu tipsnya adalah datang pagi-pagi atau, kebalikannya, datang saat sudah sore bahkan malam hari.
Dengan saya bekerja seperti ini sambil membawa bekal istri, saya sudah melakukan aksi nyata untuk masa depan lingkungan yang berkelanjutan. Saya berhasil menekan emisi yang timbul dari penggunaan pendingin udara, pemakaian listrik, kegiatan memasak, material plastik sekali pakai, dan mengurangi potensi bertambahnya limbah makanan. Dompet aman, lingkungan nyaman untuk visi hidup berkelanjutan. Gaya hidup berkelanjutan bisa banget jadi keseharian kita tanpa harus sengaja melakukan suatu gerakan atau menunggu momen, seperti saya yang bekerja di tempat publik dengan membawa bekal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H