Mohon tunggu...
Teguh Nugroho
Teguh Nugroho Mohon Tunggu... Social Media Project Manager - Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api

Second account, akun pertamanya udah lupa email saking terlalu lama nggak aktif. Kalo mau kenalan, silakan terbang ke blog thetravelearn.com

Selanjutnya

Tutup

Bandung Pilihan

Bandung dan Persimpangan Lampu Hijau Dua Arah yang Tak Berubah

2 November 2023   16:05 Diperbarui: 2 November 2023   16:08 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi macetnya lalu lintas Bandung [dok: kompas]

Petang itu, saya pulang kerja seperti biasanya di Bandung. Sama seperti kebanyakan pekerja lainnya, saya beranjak pulang dari tempat kerja menuju rumah pada sekitar pukul 17:00. Rute commuting saya adalah Laswi - Cimenyan. Kadang saya lewat Jl. Ahmad Yani, namun petang itu saya memilih Jl. Surapati. Otomatis, persimpangan Cikutra adalah salah satu titik yang harus saya lalui. 

Memasuki Jalan Surapati dari arah selatan Jalan Pahlawan, lalu lintas mulai padat. Puluhan kendaraan bermotor berjubel di persimpangan Cikutra menuju arah Cicaheum karena terhenti oleh lampu merah. Lampu hijau pun menyala, saya mengikuti kerumunan untuk merayap maju. 

Tiba di tengah persimpangan, pergerakan saya dan beberapa kendaraan lainnya terhambat untuk memberi jalan bagi kendaraan-kendaraan dari arah sebaliknya yang merangsek maju ke arah kiri kami. Ketika antrean mereka sudah bersih dan kami bisa kembali berjalan maju, ternyata lampu hijau dari arah kanan dan kiri kami sudah menyala, dan mereka nggak mau memberi kami waktu untuk menuntaskan perjalanan hingga ujung persimpangan.   

Alhasil, saya dan satu sepeda motor lain terjebak. Mau maju nggak bisa, mundur juga nggak bisa. Seorang pemotor lain dari arah kanan kami berteriak meminta kami terus maju. Tapi bagaimana mau maju? Ada kendaraan-kendaraan dari arah kiri kami. Akhirnya dengan meneguhkan hati, kami menyeruak tegas membelah kerumunan untuk terus maju ke depan. 

Bandung, Masih "Pantas" Punya Lampu Hijau Dua Arah?

Sebagai anak yang lahir dan besar di Yogyakarta, ada beberapa hal yang membuat saya kaget selama tinggal di Bandung. Bahasa kerennya, shock culture. Salah satunya adalah perempatan dengan lampu hijau 2 arah. Maksudnya begini, ketika lampu hijau menyala untuk arah kita, lampu hijau juga menyala untuk arah sebaliknya. Ini artinya, kita yang berjalan lurus akan bertemu dengan mereka yang berbelok ke kanan (ke kiri kita) dari arah berlawanan. Jadi, kadang kita harus gantian memberi jalan. Kalau tidak hati-hati, kecelakaan bisa tak terelakkan.

Lalu lintas di Simpang Laswi Bandung saat jam pulang kerja [dokpri]
Lalu lintas di Simpang Laswi Bandung saat jam pulang kerja [dokpri]

Di Yogyakarta, baik dalam wilayah kotamadya atau seluruh provinsi sekaligus, nyaris tak ada persimpangan model begini. Padahal, Jogja jauh lebih kecil, lebih sedikit mobil, dan lebih tertib berkendara daripada Bandung. Satu-satunya perempatan dua arah yang saya tahu adalah persimpangan Jalan Godean -- Jalan Soragan, itu pun hanya persimpangan kecil. Jadi, masuk akal. Sekarang bahkan lampu merah di persimpangan itu sudah mati dan diatur oleh pak ogah. 

Di Bandung, simpang-simpang besar masih memberlakukan sistem lampu hijau dua arah. Selain Cikutra, masih ada Simpang Dago, Simpang Cikapayang (yang di bawah flyover), Simpang Padasuka, simpang-simpang di sepanjang Jl. R.E. Martadinata, dan banyak persimpangan lainnya. Bayangkan, SIMPANG DAGO, perempatan sebesar, sesibuk, dan sepenting itu masih sistem lampu hijau dua arah! 

Dampak Persimpangan Lampu Hijau Dua Arah 

Persimpangan dengan sistem lampu hijau dua arah tersebut tak hanya membahayakan pengendara, namun juga memperparah kemacetan. Ketika mobil dan motor sama-sama berjubel dari berbagai arah, merayap lambat ke depan, begitu tiba di tengah persimpangan pasti akan rebutan jalan dengan kendaraan dari arah sebaliknya yang sama-sama padatnya. Kalau nggak ada yang mau ngalah (dan pasti begitu), pasti akan chaos di persimpangan. Ketika chaos terjadi, maka alur kendaraan yang jalan dan berhenti akan kacau. Lampunya sudah merah lagi, namun masih tetap berusaha merangsek maju karena tak rela masih tertahan di persimpangan. Akhirnya menghambat kendaraan dari arah kanan dan kirinya, dan begitu seterusnya. Lingkaran setan. Kemacetan berlarut pun tak terhindarkan.

Mereka yang tiba di Bandung sebagai perantau atau wisatawan dengan latar belakang seperti saya pasti akan terkejut, seperti yang dialami 2 rekan travel blogger saya. Mereka bingung, "Arah saya yang hijau kok arah seberang juga jalan? Ini saya yang salah apa mereka yang keblinger?" Mungkin begitu pikirnya. Kalau tidak hati-hati, mereka bisa saja menabrak pengendara dari arah seberang yang berbelok. Saya pun dulu sempat berpikir, "Ah, ini pengendara Bandung pada nggak tertib banget. Situ udah lampu merah kok masih ngotot jalan?!" Beberapa waktu kemudian, saya baru tahu bahwa memang lampu hijaunya berlaku dua arah.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun