Mohon tunggu...
Teguh Nugroho
Teguh Nugroho Mohon Tunggu... Social Media Project Manager - Anak laki-laki yang suka kopi, pergi-pergi, dan kereta api

Second account, akun pertamanya udah lupa email saking terlalu lama nggak aktif. Kalo mau kenalan, silakan terbang ke blog thetravelearn.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Smartphone Hilang, Apa yang Harus Segera Dilakukan?

4 Juli 2023   12:36 Diperbarui: 4 Juli 2023   12:45 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manfaatkan PC untuk ubah kata sandi email dan media sosial [dokpri]

Jantungku berdebar mengubek-ubek isi tas selempangku saat menghampiri salah satu lapak penjual macam-macam sayur di Pasar Cikutra, Bandung, Rabu pagi (28/6). "Lho, mana hapeku?" raungku di dalam hati. Beberapa menit lalu, gawai itu masih ada pada genggaman. Kini, ia sudah luput dari pandangan. Jatuh kah? Dicuri kah? Entahlah. Namun yang jelas, ia tak ada di dalam tas, tak juga di saku jaket, saku celana, atau di dalam kantung belanjaanku. 

"Mak, hapeku ilang!" 

Selama beberapa menit kemudian, aku tenggelam dalam lautan kegelisahan. Pikiranku berkecamuk dan tak mampu melakukan apapun. Maka usai membeli sebungkus sayur sop dan sebonggol sawi putih, aku memutuskan untuk meletakkan seluruh belanjaan terlebih dulu di sepeda motor yang kuparkir di RS Santo Yusup. 

Baru setelahnya, aku merasa lebih tenang, mampu berpikir apa yang harus segera kulakukan sembari melanjutkan agenda berbelanja yang sempat tertunda. Iya, belum semua item di dalam daftar belanjaan yang Ara, istriku, berikan berhasil kudapatkan. Singkat cerita, aku kembali tiba di lapak penjual bumbu tempat aku kehilangan hapeku.

1| Mencoba Kontak via Telepon

Karena masih berada di lokasi kejadian perkara, aku meminta tolong pada teteh penjual bumbu untuk mencoba menghubungi nomor ponselku. Malahan dia sendiri yang menawarkan bantuan setelah kutanya, "Teh, ada hape ketinggalan nggak di sini?" Rupanya teteh baik itu masih ingat wajahku. Dia coba menghubungi ponselku via WhatsApp, telepon biasa, mengirimkan voice note, sampai ikut menyusuri jalanan yang tadi kulalui. Barangkali hapenya jatuh dan tergeletak begitu saja. 

Ponselku masih hidup. Panggilan telepon tersambung. Namun tak ada siapa pun yang mengangkatnya. 

Karena tak ada hasil dan harapan mulai menipis, aku buru-buru kembali menghampiri sepeda motorku dan segera pulang. "Beb, aku butuh bantuanmu," adalah kalimat pertama yang kulontarkan pada istri setibanya aku di rumah. Baru kemudian aku perjelas, "Hapeku hilang."

Dengan tenang, ia memanduku melakukan beberapa tindakan untuk mencegah dan mengantisipasi hal-hal yang semakin tak diinginkan.

2| Ganti Semua Kata Sandi Media Sosial

Pertama-tama, dia memintaku untuk mengubah password semua email dan media sosial yang aplikasinya terpasang di ponselku. Aku sempat terkendala melakukan langkah ini karena aku tidak ingat apa password terakhir yang kugunakan. Puji Tuhan akhirnya ingat juga.

Nah, kalau kamu sama-sama pelupa sepertiku, pertimbangkan mencatat semua password dalam satu file, kertas, atau aplikasi.

Manfaatkan PC untuk ubah kata sandi email dan media sosial [dokpri]
Manfaatkan PC untuk ubah kata sandi email dan media sosial [dokpri]

Di saat yang bersamaan, update status, tweet, atau IG Stories untuk mengabarkan bahwa kita baru saja kehilangan ponsel kita. Tekankan pada teman-teman kita untuk berhati-hati jika ada oknum-oknum jahat yang mengatasnamakan kita untuk tindak penipuan terhadap teman-teman dan keluarga kita. Bila perlu, broadcast ke beberapa grup dan kirimkan pesan personal ke orang-orang tertentu dengan ponsel milik keluarga atau teman terbaikmu.

3| Blokir Semua Aplikasi Mobile Banking

Ada setidaknya 4 aplikasi perbankan dan 4 aplikasi e-wallet di dalam ponselku. Jadi begitu selesai urusan medsos, Ara memintaku untuk menelepon nomor call center dari dua bank utama yang kugunakan, masing-masing akun bank payroll dan akun bank yang terhubung dengan kartu kredit/pinjaman.

Nantinya semua aplikasi perbankan dan e-wallet akan diblokir. Selain itu, log out juga semua device dan aplikasi lain di semua akun yang terhubung dengan pengaturan Google.

Tapi berhubung rekeningku di bank lain dan e-wallet sedang kosong, jadi istri menyarankan untuk diurus lagi nanti haha. Dia menyarankan untuk lebih dulu mengurus di ....


4| Kantor Polisi

Bagi seorang pekerja digital agency dan content creator, handphone adalah segalanya. Ponsel menjadi alat kerja utama yang menyimpan banyak berkas pekerjaan dan hasil berkarya.

Menurut Ara, istriku, penting untuk segera mengurus laporan kehilangan ke polsek terdekat. Supaya bila nanti ada amit-amit oknum yang menyebarluaskan dokumen private/confidential secara tak bertanggung jawab, aku sudah punya senjata. Maka, meluncurlah aku ke Polsek Cibeunying Kidul, polsek terdekat dengan tempat aku kehilangan ponselku.

Di polsek, Ara mewanti-wanti untuk menyertakan kartu seluler di dalam berita kehilangan. Ternyata prosesnya mudah, cepat, dan gratis. Hanya diminta menunjukkan KTP asli dan beberapa informasi terkait insiden kehilangan seperti waktu, lokasi, dan merek hape. Setelahnya, polisi itu memberikan dokumen asli yang dicap dan ditandatangani, berlaku selama 1 bulan hingga 28 Juli 2023.

5| Mengurus Kartu Seluler

Dari polsek, aku berkendara menuju XL Center Bandung di dekat persimpangan Jl. Purnawarman. Aku sendiri pernah ke sana beberapa tahun lalu.

Di XL Center, aku menyatakan keperluanku bahwa, sehubungan ponsel yang hilang, aku ingin memblokir kartu seluler lama dan menggantinya dengan kartu seluler baru. Prosesnya sebenarnya mudah dan cepat, namun yang membuat pengajuanku jadi lebih lama dan lebih ribet adalah:

  • Nomor KK yang aku input berbeda dengan nomor KK yang dulu kugunakan saat mendaftar

  • Hanya bisa mengingat satu dari 3 nomor telepon yang terakhir dihubungi.

Jadi, untuk kamu yang juga akan mengurus hal yang sama di kantor pusat bantuan provider selulermu, pastikan kamu ingat nomor KK yang kamu gunakan untuk mendaftar dulu dan minimal 3 nomor yang terakhir/paling sering kamu hubungi. Datang ke sana dengan ponsel sementara dan pastikan nomor-nomor yang sering kamu hubungi tadi, atau minimal satu nomor orang terdekatmu (pasangan, keluarga, teman) sudah tersimpan di dalamnya.

Petugas menyodorkan 5 nomor yang disensor dan hanya menunjukkan 2 atau 3 digit terakhir. Tugasku adalah memberikan 3 nomor lengkap dari 5 nomor yang diberikan. Terus gimana kalau nggak inget semua atau nggak ada yang inget sama sekali? Ya tetap bisa aja sih, tapi prosesnya jadi agak lebih lama.

Biaya penggantian kartunya aja cuma Rp10 ribu. Tapi 2 kendala di atas membuat petugas harus membuatkan 2 lembar semacam surat kuasa dengan materai Rp10 ribu. Jadi, total yang harus kubayar adalah Rp30 ribu.

Kartu seluler baru bisa digunakan mulai 3 jam hingga maksimal 1x24 jam. Petugas menyarankan untuk melakukan registrasi nomor dengan mengirimkan SMS DAFTAR#NIK#KK ke 4444. Diusahakan begitu ada pop-up dari 4444 yang muncul.

Bila mau, petugas juga bisa bantu mengisikan pulsa atau paket internet.

Nah, itulah 5 hal yang perlu segera kita lakukan jika smartphone kita hilang dan kita tidak mengaktifkan atau tidak memiliki akses ke fitur Find My Phone atau semacamnya. Fitur seperti itu biasanya dimiliki oleh pengguna iPhone.

Aku sempat mencoba fitur Find My Phone dari Google, namun lokasi yang terdata di mana ponselku terlihat adalah 9 jam lalu di rumahku sendiri, wkwk. Aku coba aktifkan opsi Secure My Device yang katanya akan membuat ponsel terkunci dan menghapus semua data, tapi ya nggak tau juga apakah berhasil.

Galau karena hapenya hilang [dokpri]
Galau karena hapenya hilang [dokpri]

Yang membuat insiden kehilangan handphone ini semakin drama adalah karena aku tidak mengaktifkan lockscreen, hanya swipe-up ke atas biasa, sementara ada banyak file rahasia dan pribadi di dalamnya. Jadi kelak ketika sudah punya ponsel baru, aku akan mengaktifkan lockscreen (entah dengan kata sandi atau sidik jari) dan melakukan back-up data berkala dengan lebih intens. Ini sudah kulakukan, tapi frekuensinya baru 1-2 bulan sekali. Semoga tips dan cerita pengalamanku di atas bisa menjadi inspirasi bagi teman-teman Kompasianers dan pembaca sekalian. Keep learning by traveling~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun