apa sumbangsih SBYhataRajasa untuk Indonesia??
SBYhatta bersama Mafia Migas merusak Indonesia.!
10 tahun SBY berkuasa kerja menaikkan harga bahan bakar /BBM membuat biaya hidup ikut naik menjadi makin mahal, memiskinkan rakyat.
sejak tahun 2005 SBY menaikkan harga BBM dari harga per liter premium Rp 1.800 dinaikkan hingga menjadi Rp 6.500,- di akhir SBYhatta berkuasa.
10 tahun pemerintahan SBYdemokrat bekerja menindas ekonomi masyarakat.
saat PiLkada : jangan PiLih Partai PoLitik yang pernah berkuasa 10tahun 2004-2014 menindas hak ekonomi rakyat Indonesia -
10tahun SBYdemokrat-PAN-PKS-PPP berkuasa , namun sering menindas ekonomi rakyat -
harga (bahan bakar / BBM) sering dinaikkan membuat biaya hidup menjadi makin mahal menindas ekonomi rakyat.- melanggar hak ekonomi - melanggar HAM. !
namun pemerintah SBY membiarkan mafia migas / calo merajalela.
SBYdemokrat PAN terima TRiLyunan uang haram dari mafia Migas !
Tim Reformasi Tata Kelola Migas bentukan Prersiden Joko Widodo (Jokowi) menemukan indikasi permainan tata kelola migas antara Pemerintahan era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Hatta Rajasa dengan Petral, anak perusahaan Pertamina yang berkantor di Singapura.
Bukan rahasia lagi jika mencermati dua periode pemerintahan SBY dan besannya Hatta Rajasa Petinggi Partai Amanat Nasional (PAN), “bermain” dengan Mafia Migas. Buktinya Indonesia tidak pernah membangun kilang minyak yang baru, padahal permintaan bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri pada masa pemerintahannya terus meningkat.
“Petral memiliki hubungan dengan tidak pernah dibangunnya kilang minyak yang baru selama 10 tahun pemerintahan SBY. Padahal ada banyak investor yang berminat untuk masuk dan mereka hanya membutuhkan kepastian ketersediaan minyak yang dapat diolah. Tapi pemerintah tidak pernah mengeluarkan izin, baik SBY maupun Hatta Radjasa,” kata anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas, Fahmi Radi, Rabu (3/12).
Menurutnya, kilang minyak Indonesia yang selama ini dioperasikan terhitung sudah tua, sehingga tidak mampu menghasilkan minyak dengan maksimal. Di lain sisi, kebutuhan minyak dalam negeri terus meningkat drastis selama 10 tahun terakhir. “Jalan satu-satunya bagaimana? kita harus impor minyak. Siapa yang impor minyak? Ya pasti Petral sebagai anak perusahaan Pertamina yang bertugas mengimpor minyak dari luar,” ujarnya.
Selain itu, jika ada investor yang ingin membangun kilang minyak, investor harus memberikan jaminan uang kontan yang tidak cukup fantastis nilainya. Padahal belum melakukan pengeboran. Hal ini menjadi kendala dan mundurnya investor. Dan dengan cara itu, Mafia migas, termasuk SBY dan besannya Hatta Rajasa menangguk keuntungan dari impor BBM bersama kolega yaitu para dedengkot mafia migas.
Kejanggalan inilah yang ingin diselidiki lebih lanjut oleh Tim Reformasi Tata Kelola Migas. Tim melihat ada koneksi antara kilang yang tidak pernah dibangun selama 10 tahun dengan Petral yang bertugas mengimpor minyak. “Petral pasti akan diuntungkan dari permainan migas ini,” tuturnya.
Mengenai siapa, Fahmi tidak ingin menunjuk. Ia bersama Tim Reformasi akan menelisik lebih jauh mengenai penyimpangan Petral tersebut. Tim Sudah berkomitmen untuk menyelidiki siapa dalang di balik permainan migas. “Saya tidak ingin menyalahkan SBY. Kami akan menelusuri apakah orang dalam Petral sendiri atau ada pihak-pihak yang mengendarai Petral?,” tegasnya.