Mohon tunggu...
Teguh Maulidan
Teguh Maulidan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bedah Novel "Gerbang Dialog Danur"

26 Februari 2018   16:50 Diperbarui: 26 Februari 2018   17:17 11961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Aku tumbuh menjadi anak remaja yang yang ceria tetapi menyimpan banyak kesedihan ......" ( Halaman 73 paragraf 1 ).

Novel 'Gerbang Dialog Danur' ini memiliki beberapa aspek pelataran yang berbeda.

Pada latar tempat, Novel ini banyak mengambil setting di rumah tempat tinggl Risa. Hampir seluruh latarnya mengambil setting di dalam kamar tidur Risa.

"Suatu malam aku melihat seorang anak kecil Belanda menangis tersedu tanpa air mata di pojok kamarku" ( Halaman 58 paragraf 1 )

"Malam itu, aku dan Janshen berpelukan di sebuah tempat tidur yang menjadi saksi persahabatan antara anak manusia dengan anak yang pernah menjadi manusia" ( Halaman 65 paragraf 1 )

Hampir keseluruhan latar suasana pada novel 'Gerbang Dialog Danur' mengangkat suasana misteri. Tidaklah mengherankan suasasna yang tercipta penuh dengan hal -- hal yang misterius. Menurut pengmatan saya, pengarang bukanlah bermaksud untuk menampilkan suasana yang penuh dengan kemisteriusan, suasana tersebut dengan begitu saja mengalir dikarenakan cerita yang diangkat oleh pengarang merupakan cerita mistis.

Untuk latar waktu, pengarang hampir mengambil seluruh waktu yang ada. Latar waktu yang diangkat dalam novel ini sangatlah bervariasi. Tidak seperti kebanyakan orang kira bahwa hantu hanya akan keluar pada malam hari, pada novel tersebut pengarang menceritakan bahwa sosok -- sosok hantu tersebut dapat keluar di waktu kapanpun, walaupun lebih dominan pada malam hari.

Tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas sudut pandang pengarang dalam mengulas sebuah karya sastra. Pada novel 'Gerbang Dialog Danur' sendiri, penulis menempatkan dirinya sebagai orang pertama pelaku utama. Dalam novel ini, Risa atau tokoh aku menceritakan kisah pribadi yang dialami nya sendiri.

"Aku adalah anak perempuan yang bisa saja menjadi pusing memikirkan hal- hal yang mungkin tidak begitu penting bagi orang lain" ( Halaman 17 paragraf 1 )

Latar belakang penulisan 'Gerbang Dialog Danur' ini tidaklah lepas dari pengalaman pribadi dan masa kecil si pengarang. Seperti yang kita ketahui, Risa selaku sang penulis memiliki kemampuan untuk melihat sosok -- sosok yang tidak dapat dilihat oleh kebanyakan orang. Risa menuangkan segelintir pengalaman yang dimilikinya dalam novel ini. Penuangan pengalaman pribadi Risa pada sebuah novel bukanlah tidak beralasan, menurut beberapa sumber Risa menuangkan pengalaman nya dalam sebuah novel dikarenakan tuntutan sosok -- sosok hantu itu sendiri.

Referensi: pdf 'gerbang dialog danur'             

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun