Mohon tunggu...
Humaniora

Kaum Elit dan Sosok Pahlawan Nasional

9 November 2010   17:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:44 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada masa Reformasi, walaupun terkesan lebih royal dan terbuka, kecenderungan yang dilakukan oleh dua penguasa sebelumnya masih berlanjut. Dari  42 tokoh yang telah diangkat sebagai Pahlawan Nasional sampai 2009, sosok-sosok elitis terutama dari bidang militer, politik, pemerintahan, dan keagamaan masih mendominasi. Namun yang perlu dicatat adalah kehadiran tiga tokoh populis yang mulai mendobrak kemapanan kaum elit.

Raja Ali Haji―walaupun termasuk keluarga Sultan Riau-Lingga― diangkat sebagai Pahlawan Nasional karena perannya terhadap pengembangan bahasa Melayu yang kemudian diadopsi menjadi bahasa persatuan Indonesia. Pada tahun yang sama (2004), Ismail Marzuki juga  mendapat gelar serupa karena lagu-lagu ciptaannya yang mengugah semangat perjuangan kemerdekaan. Akhirnya Tirto Adhi Soerjo, walaupun berasal dari keluarga bangsawan, namun ia diangkat sebagai Pahlawan Nasional bukan karena kedudukan sosialnya tersebut tetapi perannya sebagai pelopor pers nasional (Medan Prijaji).

Penghargaan dan Inspirasi

Tidak dapat dipungkiri bahwa kaum elit memiliki pengaruh besar dalam sejarah Indonesia. Namun, seperti yang dituturkan Taufik Abdullah, sesungguhnya sosok pahlawan tidak mengenal hierarki, walaupun harus diakui  bahwa semakin luas wilayah aktivitasnya dan tinggi kedudukan sosialnya maka semakin tinggi dampak dan luas simbolis yang ditinggalkannya (Pahlawan dan Kesadaran, 2007). Artinya, orang biasa, tokoh populis, dan wong cilik yang memiliki jasa, prestasi, dan karya yang bermakna bagi bangsa ini pun patut mendapatkan gelar sebagai Pahlawan Nasional.

Akhirnya, gelar Pahlawan Nasional bukan sekedar penghargaan dan penghormatan bagi jasa tokoh-tokoh bangsa dan sanak-keluarga yang ditinggalkannya. Namun yang lebih penting adalah sosok-sosok Pahlawan Nasional ini dapat menginspirasi masyarakat, bangsa, dan negara dalam menghadapi berbagai persoalan yang semakin lama semakin kompleks. Semoga di tahun-tahun berikutnya pemerintah lebih banyak mengangkat orang-orang biasa yang berjasa besar bagi negara sebagai Pahlawan Nasional. Selamat Hari Pahlawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun