Mohon tunggu...
TEGUH IMAN SANTOSO
TEGUH IMAN SANTOSO Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

I am Ordinary man.

Selanjutnya

Tutup

Bandung

Kemacetan di Bandung: Ada Lebih Banyak Kendaraan daripada Lebar Jalan

17 April 2024   11:41 Diperbarui: 17 April 2024   11:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Memahami Krisis Kemacetan Kota Bandung

Kota Bandung, yang terletak di provinsi Jawa Barat, berfungsi sebagai pusat ekonomi utama dan karenanya membutuhkan sistem transportasi yang efisien untuk memenuhi kebutuhan mobilitas penduduknya (Edie, 2019). Namun, pemerintah daerah belum mampu memfasilitasi layanan transportasi umum secara memadai. Menurut data Kementerian Perhubungan, Bandung menduduki peringkat ketiga sebagai kota paling rawan macet di Indonesia, setelah Jakarta dan Bogor. Tingginya volume kendaraan di Bandung telah menciptakan rasio volume kendaraan terhadap kapasitas jalan sebesar 0,85, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah. Selain itu, kecepatan rata-rata kendaraan di Bandung hanya 14,3 km per jam, mengakibatkan penundaan perjalanan yang signifikan. Selain itu, situasinya memburuk selama liburan, karena kendaraan di jalan arteri hanya dapat bergerak dengan kecepatan rata-rata 5-15 km per jam.

Untuk menambah frustrasi, titik masuk dan keluar Bandung mengalami penundaan rata-rata 90 menit. Krisis kemacetan di Bandung ini merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan yang tersedia. Rasio kendaraan terhadap kapasitas jalan di Bandung secara signifikan lebih tinggi dari ideal, menyebabkan jalan padat dan waktu tempuh yang lama. Masalah ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, karena waktu tempuh rata-rata di jalan raya di Bandung telah meningkat lebih dari dua kali lipat dari 30 menit menjadi 65 menit antara tahun 2000 dan 2009. Untuk mengatasi masalah kemacetan lalu lintas ini, pemerintah daerah telah menerapkan beberapa kebijakan seperti Perda 2/2008 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Perda 3/2008 tentang Penyelenggaraan Perparkiran. Namun, efektivitas kebijakan ini dalam mengurangi kemacetan lalu lintas masih harus dilihat.

Kemacetan di Bandung adalah masalah kompleks akibat ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dan kapasitas jalan yang tersedia. Hal ini menyebabkan kemacetan parah, waktu perjalanan yang lambat, dan keterlambatan masuk dan keluar kota. Krisis lalu lintas ini menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi transportasi yang efisien dan perencanaan infrastruktur yang lebih baik di Bandung. Kemacetan lalu lintas di Bandung adalah masalah mendesak yang disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Ketidakseimbangan ini telah mengakibatkan kemacetan lalu lintas yang parah, kecepatan rata-rata yang lambat, dan peningkatan waktu perjalanan. Akibatnya, kota Bandung telah menjadi kota ketiga yang paling rawan lalu lintas di Indonesia, setelah Jakarta dan Bogor. Masalah kemacetan lalu lintas ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, dan meskipun ada upaya oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan layanan transportasi umum dan fasilitas parkir, situasinya belum membaik secara signifikan. Kemacetan lalu lintas di Bandung adalah masalah signifikan yang disebabkan oleh jumlah kendaraan yang berlebihan dibandingkan dengan kapasitas jalan yang tersedia. Hal ini mengakibatkan kemacetan parah, kecepatan rata-rata lambat, dan peningkatan waktu perjalanan.

 

Menelisik Penyebab Kemacetan Jalan di Bandung

Salah satu penyebab utama kemacetan jalan di Bandung adalah tingginya rasio kendaraan terhadap kapasitas jalan. Rasio volume kendaraan kota terhadap kapasitas jalan adalah 0,85, menunjukkan bahwa ada lebih banyak kendaraan di jalan daripada yang dapat ditanganinya. Ketidakseimbangan ini menyebabkan kemacetan lalu lintas, karena jalan tidak dapat menampung sejumlah besar kendaraan. Selain itu, kurangnya layanan transportasi umum dan fasilitas parkir yang efisien memperburuk masalah kemacetan lalu lintas di Bandung. Pengemudi sangat bergantung pada kendaraan pribadi, yang menyebabkan peningkatan jumlah mobil di jalan. Masalah ini diperparah oleh urbanisasi yang cepat dan pertumbuhan penduduk di Bandung, yang telah berkontribusi pada peningkatan jumlah kendaraan di jalan tanpa peningkatan kapasitas jalan yang proporsional. Perencanaan kota dan pembangunan infrastruktur kota tidak sejalan dengan meningkatnya permintaan penduduknya, sehingga kapasitas jalan tidak memadai untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah kendaraan. Selain itu, tata letak geografis kota dan jaringan jalan yang terbatas menambah masalah kemacetan. Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, yang membatasi perluasan jalan dan membatasi ruang yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur. Akibatnya, jalan-jalan yang ada seringkali menjadi padat dan tidak mampu menangani volume lalu lintas yang tinggi. Untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung, sangat penting bagi pemerintah daerah untuk menerapkan langkah-langkah efektif. Langkah-langkah ini dapat mencakup peningkatan layanan transportasi umum untuk mendorong masyarakat menggunakan alternatif kendaraan pribadi, memperluas jaringan jalan di area strategis, dan menerapkan strategi manajemen lalu lintas seperti optimalisasi sinyal lalu lintas dan harga kemacetan. Selain itu, ada kebutuhan untuk perencanaan kota yang komprehensif dan pembangunan infrastruktur yang memperhitungkan pertumbuhan populasi dan meningkatnya permintaan untuk transportasi. Kemacetan lalu lintas di Bandung bukan hanya akibat ketidakseimbangan antara jumlah kendaraan dan kapasitas jalan yang tersedia, tetapi juga konsekuensi dari berbagai faktor lain yang saling berhubungan. Ketika kota ini mengalami urbanisasi yang cepat dan mengalami pertumbuhan penduduk, permintaan akan transportasi telah melonjak, yang menyebabkan peningkatan jumlah kendaraan di jalan. Namun, pembangunan infrastruktur belum mengimbangi pertumbuhan ini, sehingga kapasitas jalan terbatas yang tidak mampu mengakomodasi meningkatnya volume lalu lintas.

Selain itu, tata letak geografis Bandung menimbulkan tantangan unik untuk mengatasi kemacetan lalu lintas. Dibatasi oleh pegunungan, kota ini memiliki ruang terbatas untuk memperluas jaringan jalannya, yang memperburuk masalah kemacetan. Jaringan jalan yang terbatas sering menjadi penuh sesak, terutama selama jam sibuk, yang menyebabkan kemacetan lalu lintas yang parah dan waktu perjalanan yang diperpanjang.

Untuk secara efektif mengatasi kemacetan lalu lintas di Bandung, langkah-langkah holistik perlu diterapkan. Selain meningkatkan layanan transportasi umum dan memperluas jaringan jalan secara strategis, pemerintah daerah harus mempertimbangkan untuk menerapkan strategi manajemen lalu lintas seperti mengoptimalkan sinyal lalu lintas dan memperkenalkan harga kemacetan. Strategi ini dapat membantu mengatur arus lalu lintas dan mendorong pergeseran ke arah moda transportasi alternatif, mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.

Selain itu, perencanaan kota yang komprehensif dan pembangunan infrastruktur sangat penting untuk mengatasi kebutuhan transportasi penduduk yang terus bertambah secara efektif. Dengan mempertimbangkan tuntutan kota yang berkembang untuk transportasi dan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, Bandung dapat bekerja untuk mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bandung Selengkapnya
Lihat Bandung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun