Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama FEATURED

12 Tahun Chrisye Pergi, Tetap di Pusaran Rindu Fans

30 Maret 2019   15:46 Diperbarui: 16 September 2019   15:35 1439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chrisye adalah sebuah noktah keindahan musik pop yang menyelubungi pusaran rindu. Lagu-lagunya seakan menarik-narik pendengar untuk bergerak ritmis, atau menghayati maknanya. 

Ketika saya berkunjung ke kediaman Haris Jauhari di Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada pertengahan Maret 2019, lagu-lagu Chrisye membahana seperti 'mengurung' waktu kunjungan saya, dan dua rekan, Dudut Suhendra Putra serta Herman Wijaya sesama jurnalis. 

Rumah tokoh pendiri dan ketua pertama organisasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) itu cukup besar dan asri. Bangunannya bertingkat dengan hamparan tanah lapang hijau ditumbuhi rumput Jepang pada sisi belakang bangunan. Secara umum bangunan rumah baru ini bergaya campuran modern, retro dan vintage.

Lagu-lagu Chrisye mengalun dari beberapa speaker yang sengaja dipasang di langit-langit ruangan. "Silakan bikin kopi sendiri-sendiri," kata Haris Jauhari saat mulai mencarikan lagu untuk para tamunya.

Di rumah Haris Jauhari, ngopi dan putar lagu Chrisye. (foto: Haris Jauhari) 
Di rumah Haris Jauhari, ngopi dan putar lagu Chrisye. (foto: Haris Jauhari) 
Sore itu kami terutama saya, Dudut dan Herman mengenang tentang Chrisye. Kami mengobrol tentang fans Chrisye dan kerinduan pada sosok legendaris itu sampai menjelang Magrib.

Maka, hari ini tanggal 30 Maret 2019 mengingatkan saya pada dua perayaan besar yaitu Hari Film Nasional dan Hari Wafatnya almarhum Chrisye. Saya teringat pada Komunitas Kangen Chrisye (#K2C) yang diketuai Ferry Mursyidan Baldan, politisi senior pengagum Chrisye.

Ferry Mursyidan Baldan bersama keluarga almarhum Chrisye pada sebuah acara di Jakarta. (foto: Dudut SP) 
Ferry Mursyidan Baldan bersama keluarga almarhum Chrisye pada sebuah acara di Jakarta. (foto: Dudut SP) 

Sejak Chrisye meninggal dunia pada 30 Maret 2007 hingga 12 tahun setelahnya, pada hari ini #K2C konsisten dengan kerinduannya pada sosok Chrisye.

Hari kepergian Chrisye itu menjadi peringatan khusus bagi #K2C. Mereka mengenang sambil menjaga aktualitas  penyanyi dan pencipta lagu bernama asli Chrismansyah Rahadi itu.

Sebagai fans Chrisye 'garis keras',  Ferry Mursyidan Baldan tak pernah absen memperingati tanggal 30 Maret.

Bahkan, di tengah kesibukannya menjelang pesta demokrasi, dia masih mengingat hari itu. "Saya datang takziah ke rumah almarhum di Jalan Asem II dan mengantarkannya  ke makam di Jeruk Purut," kata Ferry Mursyidan Baldan.

Tahun ini, kegiatan #K2C untuk mengenang Chrisye berlangsung di Pasar Seni Ancol Jakarta. "Kami buat pentas lagu Chrisye yang dikemas dalam irama Melayu. Kenapa musik Melayu? Kami hanya ingin menampilkan yang berbeda dari yang pernah ada," ujar Ferry,  Jumat (29/3/2019) malam.

Malam iru Anwar Fauzi dan Seroja Band mengiringi penyanyi Erie Suzan, Shena Malsiana, dan kawan-kawan.

Ferry Mursyidan Baldan (foto: Dudut) 
Ferry Mursyidan Baldan (foto: Dudut) 
Menurut Ferry, Chrisye bukan sekadar penyanyi idola,  "Dia adalah musisi yang sudah menjadi aset Indonesia yang harus dijaga dengan baik. Bukan hanya keluarga dan ahli waris yang bisa menjaganya. 

Menurut saya, fans pun turut menjadi bagian dari menjaga nama idolanya agar tetap ada dan terus dikenang," ungkap Ferry. Selama 12 Tahun kepergian Chrisye, Ferry menunjukkan konsistensi dan perhatian besar pada Chrisye.

"Saya suka suara Chrisye bukan hanya  di lirik lagu-lagu romantis, tapi juga di lagu patriotik. Seperti  yang terdengar pada  lagu Jeritan Seberang, yang termuat di album Jurang Pemisah," ungkap Ferry selaku pendiri #K2C.

"Komunitas ini sebagai wadah non profit dan tidak boleh menjadi alat politik. Ia murni  berbuat untuk  dan atas nama Chrisye dan tentu saja dengan seijin dan mendapat ijin keluarga," kata Ferry.

Bersama #K2C pula, pencinta  klub Manchaster United tersebut menerbitkan tiga buku tentang Chrisye  yakni Kesan di Mata Media, Sahabat dan Fans (2012),  10 Tahun Setelah Chrisye Pergi (Ekspresi Kangen Penggemar (2017), 11 Tahun Kangen Chrisye (Kumpulan Tulisan Jurnalis Tentang Chrisye (2018).

Para jurnalis peserta lomba nyanyi lagu Chrisye tahun 2016. (foto: Dudut SP) 
Para jurnalis peserta lomba nyanyi lagu Chrisye tahun 2016. (foto: Dudut SP) 
"Semua buku itu kami kerjakan dengan teman-teman jurnalis, dan kami terbitkan persis pada  tanggal 30 Maret, sebagai bagian dari cara kami dalam memperingati kepergian almarhum," kata suami dari Hanifah Husein ini.

Bukan hanya buku yang dikaitkan dengan peringatan  mengenang Chrisye. Pada 2016, #K2C membuat lomba khusus menyanyi lagu-lagu Chrisye dengan mengajak rekan wartawan sebagai peserta. "Ternyata banyak wartawan yang suaranya bagus-bagus." **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun