Agar tidak terjadi salah paham dengan wartawan Tim Sekretariat, saya menjelaskan bahwa pembagian tugas itu lebih karena masalah teknis. Mereka maklum.
Artinya, tidak ada yang lebih ditinggikan atau diistimewakan. Bisa saja, misalnya tahun depan para juri berganti posisi di tim sekretariat.
Maka berkumpulah para pendekar untuk menjadi anggota Dewan Juri Awal UIA 2016 yaitu: Bens Leo (senior), Yan Widjaya (senior), Herman Wijaya (Tabloid Bintang Film), Susi Ivvaty (Kompas), Â Wina Armada (senior), Puput Puji Lestari (bintang.com), Ami Herman (riauinfo.com), Bobby Batara (Majalah All Film), Adrian Jonathan Pasaribu (filmindonesia.or.id), Shandy Gasella (detik.com), Benny Benke (Suara Merdeka), Bambang Sulistyo (Majalah Gatra), Dimas Supriyanto (Poskota), Beby Tertiani ZB Simanjuntak (The Jakarta Post), dan Sihar Ramses Simatupang (Sinar Harapan).
Juri Tahap Akhir yang saya kontak adalah wartawan luar Jakarta dan luar negeri. Para jagoan ini tak diragukan integritasnya yaitu Ipik Tanoyo (Bali Post), Daniel Irawan (Harian Waspada), Ekky Imanjaya (Pengamat film/ Inggris), dan Khaidir Banjar (Kedaulatan Rakyat).
19 Juri UIA 2016 adalah wartawan top. Sama hebatnya dengan 9 wartawan yang berkumpul di Tim Sekretariat.Â
Kegiatan perfilman Indonesia sangat dinamis, dan terus begitu. Saya sudah merasa seperti satu keluarga dengan orang-orang di dalamnya. Soal tidak dibayar itu pun menjadi kisah masa lalu.**
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H