Dia meminta pihak maskapai membuka "blocking" pesawat yang menurutnya dilakukan oleh tim Aa Gatot. Open blocking pun sukses dilakukan. Malam itu juga 150 orang peserta pendukung Andry tergopoh-gopoh menuju Bandara.
Edan sungguh sangat edan!! ucap saya kepada Herman, melihat perjuangan calon-calon ketua Parfi ini. Saya tak habis pikir, mengapa sedemikian gilanya orang berebut posisi Ketua Umum Parfi.
Toh, saya dan Herman juga tidak bisa numpang berangkat dengan rombongan kedua. Karena tiket sudah dicatat sesuai nama peserta kongres.
Saking penasaran, kami berdua tetap berangkat esoknya, pakai ongkos sendiri.Â
Kami tiba di Hotel Golden Tulip tempat dilaksanakan kongres Parfi, Sabtu (27/8/2016) siang. Para peserta baru selesai makan. Rombongan wartawan dari Jakarta yang diajak khusus oleh Aa Gatot, datang sejak kemarin.
Ketika hilir mudik melihat suasana di lobby hotel Golden Tulip itulah, saya berjumpa dengan mas Torro Margens. Dia terlihat capek. Tak banyak kami ngobrol, tapi saya sempatkan wefie. Cekrek!Â
Pertemuan dengan mas Torro terulang esoknya, Minggu siang. Ketika itu saya disuruh oleh Haji Donny Ramadan, salah satu produser untuk memandu "jumpa pers" film DPO (Detachment Police Operation) yang diperankan Aa Gatot, juga Torro Margens.
"Ada apa nih, ji kok behenti? Ini kan acara penting untuk film DPO," bisik saya pada H Donny sambil berjalan keluar bioskop. Dia juga menggeleng, tak mengerti.
Kongres pemilihan ketua Parfi berlangsung Minggu (28/8/2016) malam, hingga dinihari. Gatot Brajamusti terpilih lagi jadi Ketua Parfi.
Saya dan Herman sudah teler, ngantuk berat dan menumpang mobil peserta yang akan nginap di Hotel Santika. Jarak tempuh hanya beberapa menit dari Golden Tulip. Di Kota Mataram itu, kami ngorok sekitar dua jam sebelum packing untuk ke Jakarta.