Begitulah yang terjadi sampai hari ini Parfi dikelola atau dipimpin oleh orang yang rela merogoh kantong. Tidak heran jika yang jadi ketua Parfi adalah sosok yang keaktorannya diragukan tapi, hal itu akibat tidak ada aktor bertalenta dan punya nama besar yang mau jadi ketua. Terutama yang mau mengongkosi kongres. Nah, Gatot Brajamusti punya kuasa itu.
Bayangkan, untuk mendatangkan ratusan orang dari daerah (Parfi punya pengurus cabang di hampir semua Propinsi) dan menginap di hotel berbintang lima (Hotel Sahid) selama tiga hari, berapa ongkosnya?Â
"Sekitar Rp5 Miliar," sebut Aa Gatot pasca kemenangannya di Kongres Parfi 2011.
Jalan Gatot sebagai ketua Parfi tidak mulus. Sebab, Jenny Rahman memprotes dan membawa kasus hingga sidang pengadilan. Dua tahun pertama Gatot memimpin, sulit baginya untuk melakukan konsolidasi dengan pengurus yang bergonta-ganti, sambil berusaha menggerakkan organisasi.
Masih terkait pendanaan kongres, saya lebih takjub dan heran, ketika peserta Kongres Parfi 2016 diboyong khusus satu pesawat untuk pulang pergi Jakarta - Lombok. Itu belum tetmasuk biaya menginap di dua hotel (Golden Tulip dan Santika) di Mataram plus uang saku peserta. Lagi-lagi itu bisa diatasi sendiri oleh Aa Gatot.
Dari 500 peserta kongres Parfi di Lombok, 350 diantaranya adalah pendukung Aa Gatot. Sisanya, para pendukung Andryega da Silva, calon yang diusung belakangan oleh sejumlah aktor senior.
Siapa Andryega, tidak terlalu penting lagi. Sebab, dia mendaftar saat injury time. Konon, Andry begitu dia disapa pernah ikut syuting film dan dekat dengan tokoh senior di KFT dan Parfi. Entahlah.
***
Tapi, rencana dua pesawat yang dicarter Aa Gatot, hanya satu yang berangkat, berisi rombongan para pendukungnya.
Kemungkinan situasi ini disengaja agar suara dukungan untuk Andry tidak akan ada sama sekali di arena kongres.
Di saat krusial pada Jumat (26/8/2016) sore, suasana kantor Parfi dipenuhi peserta yang belum terangkut. Seorang donatur kubu Andrye, di depan saya dan Herman terlihat sibuk menelpon pihak maskapai penerbangan yang membatalkan keberangkatan.