Sebaiknya menulis menjadi budaya (disiplin) selain membaca. Semoga kita menjadi beradab setelahnya. Atau paling tidak ikut berkontribusi mengisi peradaban.
Menulis memerlukan enerji, bukan sekadar tumpahan isi kepala dan perasaan. Menulis seperti proses menularkan referensi, pengalaman atau seberapa dalamnya perenungan si penulis.
Menulislah jika bosan dan malas bicara, ketika marah, merasa lapar dan dahaga. Menulis juga untuk menunjukkan bahagia, cinta dan nestapa.
Jangan takut tulisan jelek dan menjadi cemoohan. Karena menulis bukan untuk orang lain. Menulis sejatinya untuk diri sendiri.
Mulai saja menuliskan apapun, lupakan bahwa orang akan menilainya buruk. Kalau pendapat saya salah, abaikan. Sebab, saya pun masih belajar menulis. **