Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Perihal Warga Menerobos Iringan Mobil Presiden

17 November 2018   22:13 Diperbarui: 18 November 2018   06:38 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Video berdurasi 41 detik menampilkan adegan slow in motion (gerak lambat) itu pun viral. Pria berjaket hijau muda khas pengendara ojek motor online tiba-tiba menyusup ke jalur iringan mobil berplat nomor RI 1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo.

Pria nekat itu entah siapa dia - mungkin akan terkenal nanti -bersorak girang mencium tangannya sendiri usai menyentuh sosok di balik kaca mobil yang dikawal Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) bermotor.

Kejadian cepat itu berlangsung di sebuah jalan di Kota Merauke, Papua saat Jokowi berkunjung ke wilayah timur Indonesia untuk meresmikan Monumen Kapsul Waktu.

Bersalaman dengan presiden bagi rakyat kebanyakan adalah pengalaman mengesankan. Bukan monopoli orang desa. Sebab, orang di kota besar akan sama noraknya. Bangga menyimpan foto (jika ada) moment itu.

Saya juga pernah punya foto ketika bersalaman dengan Presiden Megawati Soekarnoputri di Istana Jakarta. Norak juga. Foto itu dicetak ukuran 12 R. Sayangnya, moment bersejarah ketika insan perfilman Indonesia diterima oleh presiden itu entah terselip dimana.

Bersalaman dengan warga bukan hal baru bagi Jokowi di berbagai tempat dan kesempatan. Pada April lalu, Aryanto warga di Sukabumi, Jawa Barat dengan telanjang dada berlari menyalami ketika dia touring menunggang motor Royal Enfield Bullet 350 cc.

Negara Aman

Seperti biasa, warga netizen langsung bereaksi menanggapi video aksi 'senang sendiri' abang Ojol (ojek online) yang diunggah pertamakali entah oleh siapa?

Ada yang menyebut aksi warga menerobos dan mengejar presiden sampai menyentuhnya sangat berbahaya bagi keamanan orang nomer satu di negara ini. 

Kepala negara harus mendapat prioritas keamanan. Adalah tugas Paspampres dalam mengamankan presiden.

Dengan alasan itulah sebagian warga risau, dan membayangkan hal-hal buruk yang akan terjadi ketika melihay aksi si abang Ojol. Bagaimana kalau ternyata yang melakukan itu ternyata seorang teroris, atau bermaksud mencelakai presiden? Duh, itu sangat konyol. Amit-amit jabang bayi, jangan sampai kejadian.

Dengan membuka laman berita-berita soal pengamanan presiden tiga tahun ke belakang, kita akan paham bahwa Jokowi sebenarnya sudah berkordinasi soal Prosedur Tetap (Protap) pengamanan oleh Paspampres. 

Jauh sebelum terpilih menjadi presiden, Jokowi merasa sudah terbiasa menyalami dan mendengarkan langsung suara rakyat.

Itulah mengapa, di pemerintahan Jokowi kita kerap melihat kejadian unik, seperti mudahnya warga menerobos barisan pengamanan presiden. Hal itu cukup musykil terjadi di era presiden sebelumnya.

Kendornya pengamanan seperti itu tentu punya imbas psikologis bagi warga, yang menilai aksi-aksi menerobos barisan Paspampres adalah indikasi, betapa negara Indonesia tidak dalam kondisi terancam oleh aksi teror apapun. Indonesia sangat aman. **

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun