Asian Games 2018 sudah di depan mata. Perhelatan olahraga internasional Ini akan menjadi pertaruhan bagi Indonesia sebagai tuan rumah yang keduakali sejak tahun 1962.Â
Namun kendala krusial hari ini, tempat menginap untuk sekitar 15.000 atlet Asian Games Ke-18 berada di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat yang dilingkup oleh Kali Item, yang bau busuknya sudah menyebar sampai keluar negeri.Â
Harus diakui, media asing sudah mengendus bau busuk Kali Item secara lebih obyektif dibanding media dalam negeri setelah kali tersebut ditutup dengan jaring hitam kain waring oleh aparat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.Â
Alih-alih mengurai aroma busuk, langkah penutupan kali tersebut justru menjadi polemik. Sebab, bau busuk tidak bisa diatasi dengan menutup pakai kain berongga. Kemudian ada kabar segar, pemerintah pusat akan turun tangan mengatasi persoalan kali berwarna hitam pekat itu.Â
Sementara, kita semua berharap para atlet dan terutama para tamu akan tampil cemerlang dan tersenyum senang selama di ibukota negara ini.Â
Apakah Wisma Atlet Kemayoran yang kadung dikenal publik internasional itu mampu mengangkat nama Indonesia sebagai tuan rumah atau sebaliknya, menjatuhkan? Sebab, siapa yang betah menginap di tempat yang udaranya tercemar? Jangankan atlet yang terbiasa hidup sehat, kita yang terbiasa dengan asap knalpot pun masih sesak nafas jika mencium bau tak sedap.Â
Tentu saja sorotan media asing tentang bau busuk Kali Item menjadi tamparan sekaligus sinyal, yang harus menjadi perhatian utama bagi penyelenggara. Â
Terlepas dari obyektivitas media luar dalam menanggapi persiapan Asian Games 2018, ada hal positif dari pemberitaan tersebut. Ya, Kali Item diam-diam sudah menjadi perhatian dunia internasional!Â
Dalam konsepsi industri pariwisata, publikasi yang cukup masif terhadap Kali Item dapat menjadi berkah tersendiri. Tidak perlu repot Kementerian Pariwisata buang biaya untuk nge-branding destinasi di wilayah Jakarta Pusat itu.Â
Dengan warna hitamnya yang khas, Kali Item mengingatkan pada Laut Hitam yang menjorok diantara Benua Eropa dan Asia. Banyak negara di sekitar Laut Hitam yang membangun resort dan spa untuk tujuan wisata.
Kali Item punya kesempatan menjadi tempat tujuan wisata alternatif di Jakarta. Bayangkan, jika Kali Item yang sudah bersih dari sampah itu berubah menjadi wangi, atau setidaknya lepas dari bau, kemudian ada pengusaha mengembangkannya sebagai tempat wisata. Hmm.. Kenapa tidak?Â
Misalnya, di sekitar aliran sungai ada perahu-perahu cantik berlayar, dan jika malam hari ada atraksi adat Betawi seperti Ondel-ondel, Tanjidor, dan lain-lainnya. Penonton bisa santai menikmati atraksi di perahu yang berlayar pelan, sebelum mereka menginap di apartemen. Maka, cukup elok jika ada yang menyelenggarakan kegiatan Festival Kali Item. Nama ini sangat eksotis, lho.Â
Setidaknya, ada gambaran sederhana tentang wisata Kali Item meski pun sulit dan perlu kesanggupan pengelola lingkungan untuk memperbaiki kesehatan kali agar tidak menular ke warga masyarakat.Â
Semoga langkah cepat pemerintah pusat untuk mengendalikan Kali Item nanti tidak bersifat sementara hanya dalam rangka menjaga kenyamanan tamu Asian Games. Sebab, pencemaran udara dan air kali yang beracun bukan hanya persoalan dunia luar tapi sangat penting bagi warga masyarakat sekitarnya yang sudah menetap atau yang melaluinya.Â
Lantas, jika Kali Item setelah diatasi akan masih menebar aroma busuk, apakah para atlit tamu dari 45 negara tetap menginap di Wisma Atlet Kemayoran? Tauk ah, hitam. Eh, gelap! **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H