Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Andaikan Soekarno jadi Menikahi Marilyn Monroe

26 Juni 2016   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2016   20:23 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum banyak yang terungkap dari foto Presiden Soekarno bebincang akrab dengan aktris Hollywood, Marilyn Monroe. Apakah mereka sedang membicarakan urusan negara atau pribadi, berapa lama mereka ngobrol, dan setelah itu apa yang terjadi?

Saat menghadiri peluncuran buku sejarah, hasil disertasi Profesor Tanete Pong Masak berjudul Sinema pada Masa Soekarno, di kampus FFTV-IKJ, Sabtu (25/6/2016) sambil menunggu berbuka puasa, pengamat film yang juga dosen FFTV-IKJ, Marselli Sumarno sedikit membuka tirai cerita foto yang 'mengguncangkan dunia' tersebut. 

Dikatakan oleh Marselli, perbincangan Soekarno dan Marilyn Monroe tersebut berlangsung selama empat jam. Setelah itu keduanya pun diam-diam menyelinap pergi. Berduaan saja. Hmm...

Buku yang kehadirannya dikaitkan dengan perayaan HUT ke-46 Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini menambah referensi baru sejarah perfilman Indonesia, terutama mengungkap banyak dinamika sinema Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Soekarno.

Kembali ke soal foto diatas, profesor Tanete juga membuka sedikit cerita dibaliknya. Maka, sangatlah menarik, ketika dari cerita sampul buku itu ternyata agen rahasia Amerika, CIA sempat mencomblangi Soekarno dan Marilyn Monre agar keduanya pacaran dan kalau perlu sampai menikah. Upaya itu dilakukan saat hubungan negara Indonesia dan Amerika sedang berjarak.  Nahh..

Sayang sekali, rencana yang bagus itu -- kalau sampai kejadian keduanya menikah, bisa dibayangkan apa yang terjadi dengan Indonesia, kan? Ya, sayangnya diplomasi asmara yang dilancarkan kedua negara tidak berlanjut.

sinema2-576fd6b0d67e615714dde1d3.jpg
sinema2-576fd6b0d67e615714dde1d3.jpg
Soekarno dan Marilyn Monroe

Foto sampul buku bergambar Presiden Soekarno dan Marilyn Monroe pada tahun 1956. Profesor Tanete Pong Mesak menjelaskan dengan serangkaian kalimat yang ditulisnya sebagai "keterangan foto" sebagai berikut:

Soekarno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901. Dia adalah pencinta film Amerika sejak dini. Dalam autobiografi Soekarno yang ditulis Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (Soekarno, An Autobiography as told Cindy Adams. The Bopps and Merril Company Inc, New York, 1965, Alih Bhasa: Abdul Bar Halim, CV Mas Agung, cetakan ke-5  PT Air Agung Putra Jakarta, 1988), ketika masih anak-anak, umur 7 tahun, Soekarno sudah menjadi seorang sinefil film Amerika. Dia menonton antara lain, film-film Mary Pickford, Tom Mix, Eddy Polo, Fatty arbuckle, Beverly Baine, dan Francis X, Bushman.

Sebagai Presiden Indonesia, saat mengadakan kunjungan resmi yang pertama ke Amerika Serikat, secara khusus datang ke Hollywood. Dalam pidatonya, Soekarno memuji para pemimpin Hollywood. Dia menyebut mereka sebagai orang radikal dan revolusioner yang telah mempercepat perkembangan politik di Timur denan menonton film-film Amerika.

Orang Asia dan Afrika menyadari bahwa mereka tidak memiliki mobil, kulkas, dan alat-alat masak listrik; sebaliknya, hampir setiap keluarga Amerika seperti yang dipantulkan dalam film-film Hollywood.

Malamnya, Soekarno dan Marilyn Monroe yang masa itu sedang shooting untuk filmnya The Bus Stop (1956), menyelinap pergi sebelum acara resmi selesai. Mereka pergi menginap di Beverly Hill Hotel.

Suatu saat, Marilyn diinterview wartawan dan sempat ditanya tentang Presiden Soekarno, dia menjawab sambil tersenyum, “Oh, Prince Soekarno!” Ketika hubungan Indonesia dan Amerika semakin memburuk, CIA merasa bahwa hal ini mungkin dapat diperbaiki dengan mempertemukan mereka berdua, dan – bahkan – kalau bisa mengawinkan Soekarno dan Marilyn Monroe.

Mungkin karena waktu itu dia sudah pacaran dengan Presiden Amerika John F Kennedy dan adiknya, Jaksa Agung Robert Francis Kennedy (Anthony Summers; Goddes the Secret Lives of Marilyn Monroe, Sphere Books Limited, Edisi I, 1985; Edisi II, 1986, hal. 621). 

***

sinema-masa-soekarno-576fd6d1d67e61c513dde1ec.jpg
sinema-masa-soekarno-576fd6d1d67e61c513dde1ec.jpg
Prof Tanete Pong Masak mendapat predikat sebagai sejarahwan baru perfilman Indonesia saat bukunya, Sinema pada Masa Soekarno diluncurkan di kampus FFTV-IKJ, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Buku setebal 468 halaman dengan halaman sampul bergambar Presiden Soekarno dan Marilyn Monre ini cukup menarik perhatian. Tanete Pong menjelaskan cerita sampul tersebut di bagian awal buku.

Sempat kuliah dan mengajar di Paris selama 13 tahun buku Sinema pada Masa Soerkarno ini merupakan disertasi Tanete Pong Masak, yang dibukukan oleh penerbit FFTV-IKJ Press. Setelah empat tahun masa persiapan, buku ke-39 FFTV-IKJ Press ini pun diluncurkan.

Proses pengerjaan buku dilakukan oleh tim terdiri dari Jimmy Ph Paat (penerjemah), Ninus Andarnuswari, JB Kristanto dan Seno Gumira Ajidarma (editing).

Di dalam buku ini sarat foto-foto adegan film dan peristiwa dunia film pada masa-masa lalu, yang seperti dikatakan Tanete, dirinya dibantu banyak orang dan berbagai buku sebegai referensi. Dia menyebut nama Misbach Yusa Biran dan SM Ardan, dua serangkai Kepala dan Wakil Sinematek Indonesia.

Kehadiran buku ini berkaitan dengan HUT Institut Kesenian Jakarta ke-46 pada 26 Juni 2016, kelahiran FFTV-IKJ Press ke-10, dan pemecahan rekor jumlah halaman paling banyak yang pernah diterbitkan. ***

(Koordinator Forum Pewarta Film)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun