Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Andaikan Soekarno jadi Menikahi Marilyn Monroe

26 Juni 2016   13:39 Diperbarui: 26 Juni 2016   20:23 1789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Presiden Soekarno dan Marilyn Monroe yang dijadikan cover buku

Malamnya, Soekarno dan Marilyn Monroe yang masa itu sedang shooting untuk filmnya The Bus Stop (1956), menyelinap pergi sebelum acara resmi selesai. Mereka pergi menginap di Beverly Hill Hotel.

Suatu saat, Marilyn diinterview wartawan dan sempat ditanya tentang Presiden Soekarno, dia menjawab sambil tersenyum, “Oh, Prince Soekarno!” Ketika hubungan Indonesia dan Amerika semakin memburuk, CIA merasa bahwa hal ini mungkin dapat diperbaiki dengan mempertemukan mereka berdua, dan – bahkan – kalau bisa mengawinkan Soekarno dan Marilyn Monroe.

Mungkin karena waktu itu dia sudah pacaran dengan Presiden Amerika John F Kennedy dan adiknya, Jaksa Agung Robert Francis Kennedy (Anthony Summers; Goddes the Secret Lives of Marilyn Monroe, Sphere Books Limited, Edisi I, 1985; Edisi II, 1986, hal. 621). 

***

sinema-masa-soekarno-576fd6d1d67e61c513dde1ec.jpg
sinema-masa-soekarno-576fd6d1d67e61c513dde1ec.jpg
Prof Tanete Pong Masak mendapat predikat sebagai sejarahwan baru perfilman Indonesia saat bukunya, Sinema pada Masa Soekarno diluncurkan di kampus FFTV-IKJ, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (25/6/2016).

Buku setebal 468 halaman dengan halaman sampul bergambar Presiden Soekarno dan Marilyn Monre ini cukup menarik perhatian. Tanete Pong menjelaskan cerita sampul tersebut di bagian awal buku.

Sempat kuliah dan mengajar di Paris selama 13 tahun buku Sinema pada Masa Soerkarno ini merupakan disertasi Tanete Pong Masak, yang dibukukan oleh penerbit FFTV-IKJ Press. Setelah empat tahun masa persiapan, buku ke-39 FFTV-IKJ Press ini pun diluncurkan.

Proses pengerjaan buku dilakukan oleh tim terdiri dari Jimmy Ph Paat (penerjemah), Ninus Andarnuswari, JB Kristanto dan Seno Gumira Ajidarma (editing).

Di dalam buku ini sarat foto-foto adegan film dan peristiwa dunia film pada masa-masa lalu, yang seperti dikatakan Tanete, dirinya dibantu banyak orang dan berbagai buku sebegai referensi. Dia menyebut nama Misbach Yusa Biran dan SM Ardan, dua serangkai Kepala dan Wakil Sinematek Indonesia.

Kehadiran buku ini berkaitan dengan HUT Institut Kesenian Jakarta ke-46 pada 26 Juni 2016, kelahiran FFTV-IKJ Press ke-10, dan pemecahan rekor jumlah halaman paling banyak yang pernah diterbitkan. ***

(Koordinator Forum Pewarta Film)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun