Malamnya, Soekarno dan Marilyn Monroe yang masa itu sedang shooting untuk filmnya The Bus Stop (1956), menyelinap pergi sebelum acara resmi selesai. Mereka pergi menginap di Beverly Hill Hotel.
Suatu saat, Marilyn diinterview wartawan dan sempat ditanya tentang Presiden Soekarno, dia menjawab sambil tersenyum, “Oh, Prince Soekarno!” Ketika hubungan Indonesia dan Amerika semakin memburuk, CIA merasa bahwa hal ini mungkin dapat diperbaiki dengan mempertemukan mereka berdua, dan – bahkan – kalau bisa mengawinkan Soekarno dan Marilyn Monroe.
Mungkin karena waktu itu dia sudah pacaran dengan Presiden Amerika John F Kennedy dan adiknya, Jaksa Agung Robert Francis Kennedy (Anthony Summers; Goddes the Secret Lives of Marilyn Monroe, Sphere Books Limited, Edisi I, 1985; Edisi II, 1986, hal. 621).
***
Buku setebal 468 halaman dengan halaman sampul bergambar Presiden Soekarno dan Marilyn Monre ini cukup menarik perhatian. Tanete Pong menjelaskan cerita sampul tersebut di bagian awal buku.
Sempat kuliah dan mengajar di Paris selama 13 tahun buku Sinema pada Masa Soerkarno ini merupakan disertasi Tanete Pong Masak, yang dibukukan oleh penerbit FFTV-IKJ Press. Setelah empat tahun masa persiapan, buku ke-39 FFTV-IKJ Press ini pun diluncurkan.
Proses pengerjaan buku dilakukan oleh tim terdiri dari Jimmy Ph Paat (penerjemah), Ninus Andarnuswari, JB Kristanto dan Seno Gumira Ajidarma (editing).
Di dalam buku ini sarat foto-foto adegan film dan peristiwa dunia film pada masa-masa lalu, yang seperti dikatakan Tanete, dirinya dibantu banyak orang dan berbagai buku sebegai referensi. Dia menyebut nama Misbach Yusa Biran dan SM Ardan, dua serangkai Kepala dan Wakil Sinematek Indonesia.
Kehadiran buku ini berkaitan dengan HUT Institut Kesenian Jakarta ke-46 pada 26 Juni 2016, kelahiran FFTV-IKJ Press ke-10, dan pemecahan rekor jumlah halaman paling banyak yang pernah diterbitkan. ***
(Koordinator Forum Pewarta Film)