Program makan siang gratis menjadi salah satu program yang akan dijalankan oleh presiden Prabowo. Sasaran dari program ini adalah para anak sekolah disemua jenjang dari SD sampai SMA.
Program makan siang gratis ini tentunya menjadi sebuah gebrakan yang baru didunia pendidikan. Para peserta didik nantinya akan mendapatkan makanan dengan gratis untuk emmenuhi kebutuhan gizi mereka.
Dari program yang cukup mencuat ini, banyak sekali pro dan kontra yang muncul. Hal tersebut tentunya wajar karena sebuah program yang baru tentunya masih asing dan tidak lazim bagi masyarakat.
Saat ini, program makan siang gratis sudah diuji cobakan dalam skala kecil. Dari uji coba tersebut tentunya sudah mendapatkan gambaran untuk skala luas jika kita melihat dari pendapat semua kalangan.
Dampak program makan siang gratis buat siswa lebih baik?
Pada program terbentuk, kabarnya anggaran untuk satu peserta didik adalah Rp15.000. Akan tetapi, melansir dari Youtube BeritaSatu menyebutkan bahwa Presiden Prabowo memangkas anggarannya menjadi sekitar Rp10.000 untuk satu peserta didik.
Hal tersebut dilakukan lantaran melihat data yang ada dan juga anggaran yang tersedia. Menurut Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, simulasi program ini akan berlangsung sampai akhir tahun 2025.
Lantas menurut penelitian yang telah dilakukan, apakah program ini memiliki dampak yang baik terhadap peserta didik? Dalam artikel ini terdapat 2 jurnal yang digunakan sebagai pandangan.
Pada jurnal "Dietary Diversity dan Status Gizi pada Siswa yang Mendapat Program Makan Siang dan Tidak Mendapat Makan Siang di Sekolah ", membandingkan tingkat kualitas konsumsi kecukupan gizi. Pada sekolah yang menerapkan makan siang memiliki skor yang lebih tinggi dari paada skeolah yang tidak menerapkan makan siang.
Pada jurnal lain "Program Penyelenggaraan Makan Siang Sekolah: Studi Literatur tentang Dampak Kesehatan, Hambatan dan Tantangan" menjelaskan bahwa, program makan siang memiliki cukup baik untuk memenihu angka kecukupan gizi.
Program makan siang gratis ini memang cukup baik untuk meningkatkan nilai gizi dari peserta didik. Di dalam penelitian tersebut juga menjelaskan jika gizi terpenuhi maka kinerja kognitif peserta didik akan meningkat.
Namun, dalam pelaksanaan juga tentunya terdapat kendala. Di dalam jurnal yang ada menuliskan bahwa menu makan siang masih berada di bawah anjuran, masih belum sesuai dengan pedoman diet nasional serta tingginya sampah yag dihasilkan.
Dari hambatan tersebut, tentunya bisa menjadi gambaran untuk program makan siang gratis yang telah direncanakan oleh pemerintah. Semoga program ini bisa berdampak baik dan tidak ada kendala yang membuat masyarakat sampai kecewa.
Menurut kalian, apakah program ini cukup baik dan berdampak kepada peserta didik? Tulis pendapat kalian di kolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H