Aspek Fisik
Penggunaan teknologi memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan fisik anak. Dampak yang sering muncul meliputi keterlambatan perkembangan bahasa, penurunan kemampuan fokus, risiko obesitas, serta gangguan pola tidur. Gangguan tidur biasanya terjadi karena anak-anak menggunakan perangkat elektronik hingga larut malam, yang mengakibatkan perubahan pada ritme sirkadian tubuh. Selain itu, paparan sinar biru (blue light) dari perangkat digital dapat mengurangi produksi hormon melatonin, yang berperan dalam mengatur tidur.
Aspek Kognitif
Penggunaan perangkat digital secara berlebihan dapat menyebabkan penurunan kemampuan bahasa pada anak usia dini, berkurangnya keterampilan pemecahan masalah, serta menurunnya minat dalam mengembangkan literasi. Mekanisme yang menjelaskan kaitan antara perangkat digital dengan kemampuan bahasa anak usia dini adalah dominasi bahasa reseptif dibandingkan bahasa produktif. Bahasa reseptif mengacu pada komunikasi satu arah, seperti ketika anak di bawah usia dua tahun menonton video di ponsel atau TV selama lebih dari satu jam, di mana mereka hanya mendengar tanpa adanya interaksi timbal balik. Sebaliknya, bahasa produktif melibatkan komunikasi dua arah, seperti ketika anak berinteraksi dengan orang tua atau pengasuh.
Aspek Sosial-Emosional
Penggunaan teknologi secara berlebihan pada anak-anak generasi Alpha dapat berdampak negatif pada perilaku sosial mereka, seperti kecenderungan untuk bersikap anti-sosial dan kurang bergaul dengan teman sebaya. Di lingkungan sekolah, anak-anak ini sering menunjukkan preferensi untuk bekerja sendiri daripada berkolaborasi dalam kelompok. Meskipun lebih emosional, mereka juga cenderung memiliki tingkat kreativitas yang tinggi.
Itulah gambaran dari kondisi psikologi gen Z dan gen Alpha saat ini. Bagaimana pendapatmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H